Kak Echo
Saturday, June 09, 2012
Alkisah disebuah desa seorang petani menemukan sebuah telur di
sawahnya, dan ternyata telur yang ditemukannya itu adalah telur elang.
Namun si petani tersebut tidak menyadarinya.
Wah..lumayan nih
dapet sebutir telur , bisa untuk tambahan menu makanan hari ini, pikir
si petani.Sesampainya di rumah, petani tersebut urung melakukan niatnya,
melihat bentuk telur itu yang agak besar dan berbeda dengan telur ayam
biasanya.
Akhirnya si petani tersebut menaruh telur elang tersebut di kandang seekor ayam betina di belakang rumahnya untuk di erami.
Hari berganti hari, dan akhirnya telur elang itupun menetas bersama
dengan telur- telur ayam lainnya. Masa kanak-kanak elang tersebut
dihabiskan dengan anak-anak ayam yang lain. Dan akhirnya tingkah elang
tersebut pun seperti layaknya ayam yang lain..
si anak elang
menjalani kehidupannya seperti ayam, seperti yang dilakukan sang saudara
tirinya, mencari cacing,bermain dengan ayam-ayam.
Hingga suatu
saat dia melihat ada seekor elang terbang diatas mereka, sang anak
elang pun terpana melihat elang tersebut terbang bebas diangkasa. “wah
enak ya si elang bisa terbang bebas”kata si anak elang tersebut, ”jangan
mimpi deh,kamu kan ayam nga bisa terbang seperti mereka”kata saudara
tiri si elang .
Anak elang tumbuh dewasa. Badannya semakin
tegar, sayapnya semakin kokoh, kuat paruhnya semakin tajam, dan kakinya
semakin mencengkram. Tapi dia masih saja bertingkah seperti ayam. Dia
tidak berani tuk mengepakkan sayapnya, hanya bersedih melihat dirinya
berbeda dengan ayam-ayam lainnya dan hanya bisa memandang ke langit
memperhatikan burung-burung lain yang terbang. Hingga akhirnya si elang
itupun mati tanpa ia bisa mengepakkan sayapnya dan terbang tinggi di
angkasa.
****************
Sebuah pelajaran yang
berharga dari cerita di atas. Diibaratkannya diri kita adalah seekor
elang yang sebetulnya mampu untuk terbang, melayang tinggi, dan bermain
di angkasa. Hanya tinggal kemauan untuk mencoba mengepakkan sayap, maka
kita akan bisa terbang bersama burung-burung yang lain dan malah bisa
lebih tinggi kalau kita menyadari bahwa diri kita memiliki kelebihan dan
kekuatan untuk melakukan hal itu.
Tapi sayang, kadang-kadang mental
kita masih berada jauh dari impian, masih berkutat di dalam lingkungan
yang sempit, kuno, dan tidak mau berubah seperti eleng tadi. Untuk
keluar mencoba melakukan sesuatu hal yang baru masih belum bisa dan
tidak berani melakukannya. Kita masih terkondisikan oleh lingkungan,
tanpa mau tahu sebetulnya kita juga bisa menciptakan kondisi lingkungan.
Memang berat menjadi seekor elang di lingkungan ayam, karena memang
sudah menjadi kebiasaan, menjadi sebuah tabiat, semua dilakukan atas
asas tradisi. Tapi tidak ada salahnya tuk mencoba, tidak ada salahnya
tuk bisa berubah. Hidup adalah sebuah alur yang tidak selalu lurus. Ia
bergerak dinamis mengikuti arah perkembangan jaman.
Banyak
rintangan dan hambatan menjadikan sebuah pelajaran buat kita tuk bisa
menghadapinya. Kesabaran tuk belajar mengepakkan sayap secara
perlahan-lahan tapi pasti akan menunjukkan jati diri bahwa kita adalah
manusia yang diciptakan oleh Allah secara sempurna yang diberikan akal
untuk berpikir, tuk bertahan hidup, dan juga tuk bisa merasakan setiap
perbedaan dengan perubahan.
Kiriman dari Sdr. Adi kent-jakarta
0 comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.