Responsive Banner design

Selamat datang

Bantu like bos...

Arsip Blog

Home » » Elang dan Kalkun

Elang dan Kalkun

Konon di satu saat yang telah lama berlalu, Elang
dan Kalkun adalah burung yang menjadi teman
yang baik. Dimanapun mereka berada, kedua
teman selalu pergi bersama-sama. Tidak aneh bagi
manusia untuk melihat Elang dan Kalkun terbang
bersebelahan melintasi udara bebas.
Satu hari ketika mereka terbang, Kalkun berbicara
pada Elang, “Mari kita turun dan mendapatkan
sesuatu untuk dimakan. Perut saya sudah
keroncongan nih!”. Elang membalas,
“Kedengarannya ide yang bagus”.
Jadi kedua burung melayang turun ke bumi,
melihat beberapa binatang lain sedang makan dan
memutuskan bergabung dengan mereka. Mereka
mendarat dekat dengan seekor Sapi. Sapi ini
tengah sibuk makan jagung,namun sewaktu
memperhatikan bahwa ada Elang dan Kalkun
sedang berdiri dekat dengannya, Sapi berkata,
“Selamat datang, silakan cicipi jagung manis ini”.
Ajakan ini membuat kedua burung ini terkejut.
Mereka tidak biasa jika ada binatang lain berbagi
soal makanan mereka dengan mudahnya. Elang
bertanya, “Mengapa kamu bersedia membagikan
jagung milikmu bagi kami?”. Sapi menjawab, “Oh,
kami punya banyak makanan disini. Tuan Petani
memberikan bagi kami apapun yang kami
inginkan”. Dengan undangan itu, Elang dan Kalkun
menjadi terkejut dan menelan ludah. Sebelum
selesai, Kalkun menanyakan lebih jauh tentang
Tuan Petani.
Sapi menjawab, “Yah, dia menumbuhkan sendiri
semua makanan kami. Kami sama sekali tidak
perlu bekerja untuk makanan”. Kalkun tambah
bingung, “Maksud kamu, Tuan Petani itu
memberikan padamu semua yang ingin kamu
makan?”. Sapi menjawab, “Tepat sekali!. Tidak
hanya itu, dia juga memberikan pada kami tempat
untuk tinggal.” Elang dan Kalkun menjadi syok
berat!. Mereka belum pernah mendengar hal
seperti ini. Mereka selalu harus mencari makanan
dan bekerja untuk mencari naungan.
Ketika datang waktunya untuk meninggalkan
tempat itu, Kalkun dan Elang mulai berdiskusi lagi
tentang situasi ini. Kalkun berkata pada Elang,
“Mungkin kita harus tinggal di sini. Kita bisa
mendapatkan semua makanan yang kita inginkan
tanpa perlu bekerja. Dan gudang yang disana
cocok dijadikan sarang seperti yang telah pernah
bangun. Disamping itu saya telah lelah bila harus
selalu bekerja untuk dapat hidup.”
Elang juga goyah dengan pengalaman ini, “Saya
tidak tahu tentang semua ini. Kedengarannya
terlalu baik untuk diterima. Saya menemukan
semua ini sulit untuk dipercaya bahwa ada pihak
yang mendapat sesuatu tanpa mbalan. Disamping
itu saya lebih suka terbang tinggi dan bebas
mengarungi langit luas. Dan bekerja untuk
menyediakan makanan dan tempat bernaung
tidaklah terlalu buruk. Pada kenyataannya, saya
menemukan hal itu sebagai tantangan menarik”.
Akhirnya, Kalkun memikirkan semuanya dan
memutuskan untuk menetap dimana ada makanan
gratis dan juga naungan. 
Namun Elang memutuskan bahwa ia amat mencintai kemerdekaannya dibanding menyerahkannya begitu saja. Ia menikmati tantangan rutin yang
membuatnya hidup. Jadi setelah mengucapkan
selamat berpisah untuk teman lamanya Si Kalkun,
Elang menetapkan penerbangan untuk petualangan
baru yang ia tidak ketahui bagaimana ke depannya.
Semuanya berjalan baik bagi Si Kalkun. Dia makan
semua yang ia inginkan. Dia tidak pernah bekerja.
Dia bertumbuh menjadi burung gemuk dan malas.
Namun suatu hari dia mendengar istri Tuan Petani
menyebutkan bahwa Hari raya Thanks giving akan
datang beberapa hari lagi dan alangkah indahnya
jika ada hidangan Kalkun panggang untuk makan
malam. Mendengar hal itu, Si Kalkun memutuskan
sudah waktunya untuk pergi dari pertanian itu dan
bergabung kembali dengan teman baiknya, si
Elang.
Namun ketika dia berusaha untuk terbang, dia menemukan bahwa ia telah tumbuh terlalu gemuk dan malas. Bukannya dapat terbang, dia justru hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya.
Akhirnya di Hari Thanks giving keluarga Tuan Petani duduk bersama menghadapi panggang
daging Kalkun besar yang sedap. Ketika anda menyerah pada tantangan hidup dalam
pencarian keamanan, anda mungkin sedang menyerahkan kemerdekaan anda…Dan Anda akan menyesalinya setelah segalanya berlalu dan tidak
ada KESEMPATAN lagi… Seperti pepatah kuno “selalu ada keju gratis dalam perangkap tikus”.

0 comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

comment