1.Biaya pendaftaran.
Walaupun
beberapa perusahaan sudah menghilangkan biaya pendaftaran member,
beberapa perusahaan masih menerapkannya dengan nominal antara Rp 25,000
hingga Rp 100,000. Biasanya untuk starter kit, namun masih ada
selisihnya.
2.Selisih harga jual dengan harga beli.
Ini
adalah hal yang umum seperti juga di konvensional. Dari investasi
misalnya Rp 1juta, dengan budget sistem Rp 500,000 maka harga jual
produk adalah Rp 500,000. Harga beli pasti lebih murah. Rata-rata
perusahaan MLM mengambil 20% keuntungan atau dengan harga beli senilai
Rp 400,000.
3. Biaya Administrasi.
Biaya
yang dikenakan oleh perusahaan ada 2, admin sebesar 10% dari bonus dan
fee transfer Rp 5,000. Fee transfer ini sebenarnya tidak dikeluarkan
perusahaan jika rekening perusahaan sama dengan rekening member. Saat
ini hampir bisa dipastikan, perusahaan memiliki beberapa rekening dibank
berbeda agar sama dengan rekening member. Jika dalam sebulan ada 1,000
transaksi transfer, setidak-tidaknya ada dana Rp 5juta yang masuk ke
rekening perusahaan, cukup untuk membayar gaji 2org karyawan.
4. Bonus tertahan.
Banyak
perusahaan yang menerapkan sistem minimal transfer untuk bonus. Jika
perusahaan mematok diangka Rp 50,000 maka semua bonus member dengan
nilai dibawah Rp 50,000 akan mengendap selamanya. Jika saja ada 1,000
member dengan bonus rata-rata Rp 25,000 maka saldo mengendap di
perusahaan berjumlah Rp 25juta. Lumayan besar bukan?
5.Bonus titik perusahaan.
Sebelum
titik leader diposting, selalu diatasnya bertengger titik-titik
perusahaan, bisa 1 titik hingga 15titik. Setiap omzet yang terjadi,
pasti akan menghasilkan bonus buat titik perusahaan ini. Jumlahnya bisa
sangat fantastis, bahkan bisa melebihi jumlah bonus top leadernya
sendiri.
6.Selisih kurs / nilai poin.
Perhitungan
ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang beroperasi lintas negara
atau yang menerapkan sistem poin/BV/PV. Nilai kurs dan poin ditentukan
sepihak oleh perusahaan. Misalnya saja untuk bergabung kita membeli poin
dengan nilai 1poin = Rp 10,000 tetapi ketika kita melakukan withdrawal,
1 poin dihargai Rp 9,000.
7.Selisih payout.
Apapun
sistem yang digunakan, asal dengan perhitungan yang benar pasti akan
menyisahkan selisih antara budget untuk bonus member dengan bonus
terbayar. Nilainya variatif tergantung sistem, bisa hanya 10% hingga
50%. Bisa dibilang, selisih payout inilah yang menjadi faktor penyumbang
terbesar pemasukan perusahaan.
a.Sistem Matahari.
-Misal budget 40% dari omzet, leader-leader awal baru mencapai 20%. Sisanya masuk ke perusahaan.
b.Sistem Matrik Unilevel.
-Misal
budget 40% dibagi untuk 10level, sehingga masing-masing level mendapat
4%. Omzet yang terjadi di level 1 hingga 9, masih menyisahkan payout.
Contoh terjadi omzet di level ke 5, artinya hanya ada 4level diatas yang
menerima bonus. 4 level x 4% baru 16%. Sisanya 24% masuk ke perusahaan.
c.Sistem 2kaki Binari indeks, Levelling dan Hybrid.
-Tidak
mungkin terjadi susunan matrik sempurna. Pernyataan ini menjadi dasar
perhitungan perusahaan MLM binari. Saat ini, belum ada satu orangpun
yang bisa menyeimbangkan antara jumlah group kiri dan kanan, apalagi
matrik sempurna. Jika kemungkinannya hanya 50%, maka sebesar itulah
payout yang dikeluarkan.
d.Sistem 3kaki dengan bonus titik.
-Sistem ini paling banyak memiliki selisih bonus, yaitu minimal 66%. Perhatikan gambar berikut.
Pertanyaannya
adalah, titik A & B dibawah kaki 1 dan 2 siapa yang menikmati?
Semua titik C siapa yang menikmati? Padahal budget disediakan lumayan
besar dari semua titik terposting. Makanya sistem seperti ini kurang
laku dipasaran.
e.Sistem board.
-Diawal
kehadirannya yang dipopulerkan oleh TVI, semua orang tertarik
menjalankannya. Tetapi setelah mengetahui bahwa banyak sekali selisih
payout yang terjadi, sistem ini sekarang ditinggalkan member. Bagaimana
tidak, untuk memenangkan 1 board, butuh “korban” board lain yang
tenggelam.
sumber: liputanmlm.com
0 comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.