Responsive Banner design

Selamat datang

Bantu like bos...

Arsip Blog

Home » » SEKOLAH VS PENJARA

SEKOLAH VS PENJARA

bagi saya, sekolah dan penjara itu lebih banyak persamaannya daripada perbedaannya.

pertama,
sekolah dan penjara itu sama-sama "lembaga pendidikan".
bedanya, 
klo sekolah adalah pendidikan bagi manusia yg masih polos,
klo penjara itu pendidikan bagi manusia yang sudah terlanjur kotor.
ya ga?

sekolah mendidik anak-anak manusia agar mereka mampu menjadi manusia yang bermanfaat bagi masyarakat. sama, penjara juga mendidik tahanan agar mereka mampu menjadi manusia yang bermanfaat bagi masyarakat.
 
bedanya,
klo anak sekolah, sebelumnya adalah manusia yang belum berguna bagi masyarakat.
klo tahanan, sebelumnya adalah manusia yang tidak berguna bahkan menganggu ketentraman masyarakat.
betul tidak?

sekolah dan penjara juga penuh kedisiplinan.
bedanya,
sekolah menerapkan kedisiplinan
agar masa depan anak didiknya tak habis karena kemalasan dirinya sendiri.
kalau penjara menerapkan kedisiplinan
agar para tahanan lupa dengan perangai buruknya.
Spoiler for klik:

yang jelas,
sekolah itu bukan lembaga mandiri sebagai wadah pendidikan anak.
sekolah itu erat hubungannya dengan rumah.
rumah dan sekolah adalah lembaga pendidikan yang terintegrasi alias tak bisa dipisahkan.
kalau kita memisahkan antara sekolah dan rumah sebagai wadah pendidikan anak,
berarti sama saja kita menyekolahkan anak di penjara.
atau,
jika kita membedakan antara orang tua dan guru sebagai pendidik,
artinya kita selama ini sekolah di penjara.

karena penjara itu mandiri.
pendidikannya diatur oleh pemerintah.
ga ada hubungannya dengan orang tua atau wali yang di rumah.

sekolah menjalankan pendidikannya
dengan prinsip kasih sayang dan keteladanan.
bukan dengan kekerasan dan paksaan.

kalau kekerasan dan paksaan jadi prinsip pendidikan di sekolah,
atau mungkin di rumah, maka tak ubahnya pendidikan di penjara.

karena pendidikan di penjara dijalankan dengan prinsip kekerasan dan paksaan.
mana ada penjahat yang di luruskan dengan prinsip kasih sayang?
besi yang sudah terlanjur berkarat harus diamplas dulu supaya kembali bersih.

lalu kesimpulannya?
kesimpulannya sekolah dan penjara tak ada bedanya,
jika tak hadir peran rumah di dalamnya.
rumah sebagai wadah pendidikan anak adalah pembeda antara sekolah dan penjara.

prinsip pendidikan sekolah adalah kasih sayang dan keteladanan.
bukanlah kekerasan dan paksaan seperti di penjara.

dan siswa seharusnya merasa senang dengan sekolah
bukan justru terpaksa seperti para tahanan di penjara.

kalau selama ini ada siswa yang merasa seperti di tahanan saat dia di sekolah,
ada beberapa kemungkinan.
pertama,
rumah alias orang tua tak peduli dengan pendidikannya di sekolah.
kedua,
prinsip pendidikan di sekolahnya bukan dengan kasih sayang dan keteladanan,
tapi hanya dengan perintah, paksaan hingga kekerasan.
ketiga,
kemampuan dan minatnya tak tersalurkan dengan baik di sekolah,
sehingga seakan dia terpenjara dalam sistem sekolah yang menyamaratakan siswanya.

dan yang terakhir,
siswa berorientasi lulus bukan ilmu.
lebih khawatir tidak lulus daripada tidak dapat ilmu.
hal ini disebabkan bukan karena anak didik.
karena pada dasarnya semua anak didik tak ada yang khawatir dengan ketidaklulusan.
mereka lebih khawatir dengan ketidakjelasan jawaban atas keingintahuannya.
coba tanya anak TK,
mereka lebih ribut jika pertanyaannya tak dijawab
daripada ditakut-takuti tidak lulus dari TK.
namun karena kekhawatiran yang ditunjukkan secara berlebihan dari orang tua dan guru atas ketidaklulusan,
sejak SD hingga SMA/SMK siswa menjadi phobia dengan ketidaklulusan.
pada akhirnya tujuan sekolah bukan lagi ilmu tapi lulus.

padahal ini yang seharusnya paling membedakan antara siswa dan tahanan.
tahanan begitu senangnya "lulus" dari tahanan karena terlepas dari pendidikan yang seperti amplas.
siswa begitu sedihnya lulus dari sekolah karena terlepas dari gudang ilmu yang begitu lembut dan bermartabat.

karena sebetulnya siswa tak akan khawatir atas ketidaklulusan
jika selama proses belajar,
keingintahuannya terjawab dengan baik oleh guru dan orang tuanya.

"tak ada anak bodoh, yang ada adalah
anak yang tidak mendapatkan pendidik (orang tua dan guru) yang baik."
Yohanes Surya. pelatih olimpiade fisika Indonesia.

_semoga bermanfaat.

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8264407

0 comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

comment