“Punya uang 100 juta, pengen return 10 juta/bulan, enaknya bisnis apa ya ?”
“Hanya dengan Investasi 30 juta, dapatkan keuntungan 6 juta/bulan melalui bisnis cappuccino cingcau ini !”
Pertanyaan dan pernyataan tersebut seringkali kita lihat di kaskus, atau
kadang di banner2 bisnis franchise abal-abal. Semenjak naiknya tingkat
penghasilan rata2 (GDP) masyarakat di Indonesia, orang memang memegang
uang lebih banyak, dan mulai ingin melakukan investasi dan memiliki
aset. Hal ini tentunya sangat baik, namun kita mesti lebih berhati2,
karena di masa transisi seperti inilah para serigala licik mencium “bau
uang” dan sebisa mungkin ingin memanfaatkan kesempatan yang ada.
Saya yakin di sini banyak orang yang sudah mengerti tentang bedanya
bisnis, spekulasi, dan investasi. Bahkan banyak di antara teman2
sekalian sudah jadi investor kawakan, dan yang ingin saya bahas di sini
bukanlah pendalaman tentang dunia investasi itu sendiri, karena saya
sendiri pun jauh lebih mengerti seluk beluk bisnis daripada investasi.
Yang ingin saya bahas di sini adalah bagaimana kita mesti berhati2 dalam
membedakan mana yang bisnis, mana yang spekulasi, dan mana yang
investasi.
Saat Anda bertanya “Punya uang 100 juta, pengen return 10 juta/bulan,
enaknya bisnis apa ya ?”, to be honest sebaiknya Anda janganlah membuka
bisnis. Bisnis sifatnya tidak seperti itu, bisnis bukanlah bicara
tentang kepastian. Dan bisnis2 yang menjanjikan kepastian, biasanya
hanya bisnis ngibul, atau bisnis yang belum matang konsepnya (asal
coret2 di atas kertas dan SECARA TEORI akan menguntungkan) alias masih
bersifat spekulatif. Dan perlu saya TEGASKAN di sini, bahwa bisnis2
seperti ini hampir tidak pernah berhasil, bahkan (Alm) Ayah saya habis
bisnis utamanya karena tergiur oleh bisnis2 yang bersifat spekulatif
seperti ini.
Dan bisnis2 tipe ini, biasanya menjanjikan angin surga yang luar biasa,
dengan return yang tidak masuk akal, dan biasa korbannya adalah orang2
yang tidak punya banyak pengalaman dalam hal bisnis di bidang tersebut.
Yes, ini biasa disebut spekulasi, yang dibungkus dengan embel2 “bisnis”.
Mengapa disebut spekulasi ? Tentunya, karena iming2nya biasanya
berjumlah besar, namun resikonya pun besar sekali, dan biasanya
resikonya tersebut ditutup2i dengan iming2 manis sehingga kebanyakan
orang tergiur.
Ciri2nya ? Gampang, pastinya isinya angin surga, dan orang yang
menawarkan biasanya juga penuh dengan antusias bahwa bisnis ini sudah
ada marketnya, hanya tinggal disuntik dana PASTI langsung jalan.
Bidangnya bisa berupa apa saja, namun yang paling sering biasanya
berkaitan dengan hasil bumi, baik itu pertambangan, perkebunan, ataupun
hasil2 bumi lainnya.
Apakah bisnis2 spekulasi ini pasti selalu gagal ? Tidak juga, tentu ada
saja yang berhasil. Namun tentunya persentasenya kecil sekali. So, bila
masih ingin tetap invest di bisnis2 tipe ini, pelajari dulu dengan baik
data yang ada, pastikan Anda at least mengerti detail bidang yang
dijalankan, lihatlah dulu kondisi lapangannya seperti apa, dan siapkan
hati bahwa uang tersebut besar kemungkinannya akan hilang (siap akan
resiko yang dihadapi).
Sebagai tambahan, Anda juga mesti berhati2, karena bisnis tipe ini
sering juga dikemas layaknya investasi dengan tingkat return yang pasti
(serta cukup besar). Dan hasilnya, tentunya, seringkali terjadi dana
macet di tengah2.
Bagaimana dengan investasi yang asli ? Investasi yang sesungguhnya,
sebenarnya resikonya jauh lebih terukur. Namanya investasi, tentunya
selalu ada resikonya. Namun resiko tersebut sifatnya lebih terukur, dan
tingkat return-nya pun lebih kecil dan bertahap. Ada kalanya returnnya
cukup tinggi, namun itu hanya terjadi pada situasi luar biasa. Mengenai
Investasi ini, saya tidak akan bicara terlalu banyak, karena memang
bukan bidang keahlian saya. Untuk lebih lengkap mengenal hal ini
silahkan baca Thread yang sudah tersedia di Forum ini sejak lama :
http://www.kaskus.co.id/post/0000000...00000032745502
Bagaimana dengan bisnis itu sendiri ? Nah, inilah point menariknya.
Bisnis sifatnya berbeda. Bisnis tidak hanya melulu bicara soal uang.
Bisnis adalah sesuatu yang tidak berbentuk, seperti layaknya air. Dalam
bisnis, kita tidak bisa mengukur resikonya secara pasti, namun kita bisa
mengelola resiko tersebut dengan sebaik mungkin. Yup, dalam bisnis,
resiko yang dikelola dengan baik bahkan bisa jadi peluang yang bagus.
Tahun 2008, dengan modal seadanya (hanya 350rb rupiah + modal
kepercayaan), saya membuat konsep “Online Coffee Outlet” di Kaskus
dengan nama Sarang Kopi. Saat itu, beberapa teman saya bilang “Mana laku
jualan kopi via kaskus ?”. Dan buktinya, dengan konsep yang baik dan
pengelolaan yang benar, dalam 2 tahun, bisnis online coffee outlet
tersebut sukses menjadi bisnis dengan omzet 60 jutaan per bulan di tahun
2010, sebelum akhirnya saya berikan bisnis tersebut ke teman saya
karena saya sudah berkomitmen untuk membangun Brand Esprecielo menjadi
World Brand yang besar dan hebat.
Dan di pertengahan tahun 2010 tersebut, saya pun melakukan langkah
“gila” yang penuh resiko. Bisnis Sarang Kopi yang sudah jalan dan
menghasilkan passive income cukup besar untuk saya, saya berikan secara
cuma2 ke teman saya, sedangkan saya sendiri hanya melanjutkan menjadi
penyalur (alias menjadi distributor) dari barang2 yang saya jual
tersebut. Alhasil penghasilan saya hanya sekitar tinggal separuhnya,
padahal saat itu keadaan ekonomi keluarga kami sedang sangat sulit,
rumah keluarga saya sedang terancam disita bank karena besarnya hutang
Almarhum Papa saya pada saat itu (efek ditipu oleh teman sendiri)
Namun sekali lagi, resiko yang besar tersebut saya kelola menjadi
peluang yang lebih besar. Esprecielo, yang dimulai dari garasi rumah
partner saya, dengan investasi hanya puluhan juta rupiah dan omzet awal
hanya 9juta/bulan, kini telah menjadi bisnis dengan omzet 1.5 M / bulan,
dan sedang dikembangkan terus agar bisa menjadi ratusan bahkan ribuan
kali lipat dari pencapaiaan yang ada saat ini. Itu adalah keputusan yang
berat, dengan resiko yang sangat berat. Namun ingat, bisnis adalah
tentang bagaimana kita mengelola resiko menjadi PELUANG.
Di contoh 2 momen yang pernah saya alami tersebut, bila saja saya tidak
berani dalam mengambil resiko, tentunya hidup saya saat ini masih
begini2 saja. Yes, resiko memang selalu ada, namun dalam bisnis, kita
bisa mengelolanya. Dan jangan lupa, saat kita mengambil resiko tersebut,
kita mesti memiliki goal dan dreams yang tepat terlebih dahulu.
Matangkan dulu konsepnya, pelajari dulu marketnya, barulah kita ACTION.
Dan sekali ACTION, lakukan terus tanpa rasa ragu atau gentar, hajar
sebisanya dengan segala usaha dan upaya, serta lakukan yang terbaik.
So, bisnis sekecil apapun, bisa menjadi bisnis raksasa dan korporasi
bila dikelola dengan baik. Sebaliknya, bisnis sebesar apapun, bisa saja
runtuh bila pengelolaannya salah dan manajemennya tidak mampu
beradaptasi. Karena itu, bagi Anda yang sekedar ingin “penghasilan
tambahan”, berdagang mungkin lebih tepat untuk Anda. Karena dalam
bisnis, kita tidak hanya memikirkan “jual dan beli”.
Bisnis mesti dikelola dengan mental yang siap, dan mindset yang tepat.
Banyak sekali faktor yang menentukan apakah bisnis tersebut akan
berhasil / tidak, dan sayangnya, tidak ada rumus pastinya. Namun yang
pasti, saat Anda ingin memulai bisnis,tetapkan dulu tujuan (goal) Anda,
persiapkanlah segalanya sebaik mungkin, dan pahamilah resiko2 yang ada,
sehingga Anda bisa mengelola resiko tersebut dengan baik, dan
menjadikannya sebagai PELUANG.
Salam Sukses untuk kita semua !
sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/5505a975becb17f00c8b456f/?ref=homelanding&med=hot_thread