Responsive Banner design

Selamat datang

Bantu like bos...

Arsip Blog

Apakah sekolah kita sudah beradab

*APAKAH SEKOLAH KITA SUDAH "BERADAB"?*
(Irfan Amalee)

Setahun terakhir ini saya terlibat membantu program _Teaching Respect for All UNESCO_. Saya juga membantu sejumlah sekolah agar menjadi sekolah _welas asih_ (compassionate school). Dua hal di atas membawa saya bertemu dengan sejumlah sekolah, pendidik, hingga aktivis revolusioner dalam menciptakan pendidikan alternatif. Di benak saya ada satu pertanyaan: sudah se- "compassionate" apa sekolah kita? Sejauh mana sekolah menumbuhkan sikap _respect_ pada siswa dan guru, serta semua unsur di lingkungan sekolah? Karena _compassion_ (welas asih) dan _respect_ (sikap hormat dan empathy) adalah bagian dari _adab_ (akhlak) maka pertanyaannya bisa sedikit diubah dan terdengar kasar: *sudah seber-adab apakah sekolah kita?*

Rekan saya melakukan sebuah experimen yang menarik. Dia berkunjung ke *SD Ciputra*, sekolah milik peniputra yang menekankan pada *karakter*, *leadership* dan *entrepreneurship* serta memberi penghargaan pada *keragaman agama dan budaya*. Pada kunjungan pertama rekan saya itu datang dengan baju necis menggunakan mobil pribadi. Di depan gerbang Pak Satpam langsung menyambut hangat, "Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" Rekan saya menjawab bahwa dia ingin bertemu dengan kepala sekolah, tetapi dia belum buat janji. Dengan sopan Pak Satpam berkata, "Baik, saya akan telepon Pak Kepala Sekolah untuk memastikan apakah bisa ditemui, bapak silakan duduk, mau minum kopi atau teh?" Pelayanan yang begitu mengesankan!

Di waktu lain, rekan saya datang lagi, dengan penampilan yang berbeda. Baju kumal, dengan berjalan kaki. Satpam yang bertugas memberikan sambutan yang tak beda dengan sebelumnya, diperlihakan duduk dan diberi minuman. Saat berjalan menuju ruang Kepala Sekolah, Satpam mengantarkan sambil terus bercerita, menjelaskan tentang sekolah, bangunan, serta cerita lain seolah dia adalah seorang _tour guide_ yang betul menguasai medan. Bertemu dengan Kepala Sekolah tak ada birokrasi rumit dan penuh suasana kehangatan. Padahal rekan saya itu bukan siapa-siapa, dan datang tanpa janjian sebelumnya. Melatih Satpam menjadi sigap dan waspada adalah hal biasa. Tetapi menciptakan Satpam dengan perangai mengesankan pastilah bukan kerja semalaman. Pastilah sekolah ini punya komitmen besar untuk menerapkan *karakter luhur* bukan hanya di buku teks dan di kelas. Tapi semua wilayah sekolah, sehingga saat kita masuk ke gerbangnya, kita bisa merasakannya. Itulah _hidden curriculum, culture_.

Di kesempatan lain, saya bersama rekan saya itu berkunjung ke sebuah sekolah Islam yang lumayan elit di sebuah kota besar (saya tidak akan sebut namanya). Di halaman sekolah terpampang baliho besar bertuliskan, *"The most innovative and creative elementary school"* sebuah  penghargaan dari media-media nasional. Dinding-dinding sekolah dipenuhi foto-foto siswa yang menjuarai berbagai lomba. Ada dua lemari penuh dengan piala-piala. "Pastilah sekolah ini sekolah luar biasa," gumam saya. Kami berjalan menuju gerbang sekolah menemui Satpam yang bertugas. Setelah kami mengutarakan tujuan kami ketemu Kepala Sekolah, Satpam itu dengan posisi tetap duduk menunjuk posisi gerbang dengan hanya mengatakan satu kalimat, _"Lewat sana"_. Kami masuk ke sekolah tersebut. Di tangga menuju ruangan Kepala Sekolah, ada seorang ibu yang bertugas menjadi _front office_ menghadang kami dengan pertanyaan, _"Mau kemana?"_ dengan wajah tanpa senyum. Saat tiba di ruangan Kepala Sekolah, kebetulan saat itu mereka sedang rapat. Sehingga kami harus menunggu sekitar 45 menit. Selama kami duduk, berseliweran guru datang dan pergi tanpa ada ada yang menghampiri dan bertanya, _"Ada yang bisa saya bantu?"_ Akhirnya Kepala Sekolah mempersilakan kami untuk masuk ke ruangannya. Baru ngobrol sebentar, tiba- tiba seseorang di luar membuka pintu dan memasukkan kepalanya menanyakan sesuatu kepada Kepala Sekolah yang tengah mengobrol dengan kami. Tak lama dari itu tiba-tiba seorang guru masuk lagi langsung minta tanda-tangan tanpa peduli bahwa kami sedang mengobrol. Karena kesal, akhirnya Kepala Sekolah itu mengunci pintu agar tak ada orang masuk. Dalam obrolan, saya sempat bertanya, _"Apa kelebihan sekolah ini?"_ Kepala Sekolah terlihat berpikir keras selama beberapa menit sampai akhirnya menjawab, _"Ini seperti toko serba ada, semua ada"_. Dari jawaban itu saya baru faham, pantas saja Satpam sekolah ini tak punya _sense of excellent service_, Kepala Sekolahnya saja tak bisa menjelaskan apa _value preposition_ sekolahnya. Kemegahan bangunan, serta berbagai prestasi yang telah diraih, rasanya menjadi tak ada apa-apanya. Karena bukan itu yang membuat kita terkesan, melainkan atmosfir sekolah, _hidden curriculum, culture_.

Perjalanan kami lanjutkan ke sekolah Islam di tengah kampung. Bangunannya kecil sederhana. Pendiri sekolah ini seorang lulusan STM, tetapi mengabdikan separuh hidupnya untuk merumuskan dan menerapkan konsep *sekolah kreatif yang dapat memanusiakan manusia*. Saat ditanya tentang sekolahnya, dengan lancar dia menjelaskan konsep sekolah kreatif yang memberikan kertas besar pada *kreativitas anak dan guru*. Ruang kelas dibuat tanpa daun pintu. Hanya lubang- lubang besar berbentuk kotak, lingkaran, bulan sabit, bintang. Sehingga ketika guru tidak menarik, siswa boleh keluar kapan saja. Tak ada seragam sekolah dan buku pelajaran. Kami duduk di pelataran sekolah sambil menyaksikan keceriaan anak-anak yang tengah bermain. Selama kami duduk, ada tiga orang guru dalam waktu yang berbeda menghampiri menyambut kami dan bertanya, _"Ada yang bisa saya bantu?"_. Saya menangkap semangat melayani para guru tersebut. Mereka ingin memastikan tak ada tamu yang tak dilayani dengan baik. Saat mengamati anak-anak bermain, saya melihat ada seorang anak yang jatuh dan menangis. Saya menebak bahwa guru akan segera membantu. Tetapi tebakan saya salah. Ternyata dua teman sekelasnya datang menghibur dan membantunya untuk berdiri dan memapahnya ke kelas. Saya cukup terkesan. Di sekolah yang sederhana ini saya menangkap aura kebahagiaan dari siswa dan guru-gurunya. Saya tak perlu tahu kurikulum dan sistemnya, saya sudah bisa merasakannya. *Konsep* dan *Visi* pendirinya, ternyata bukan hanya di kertas. Saya bisa melihat dalam praktik. Itulah _hidden curriculum, culture_.

Pada kesempatan lain rekan saya pernah juga terkesan oleh siswa sekolah internasional yang kebanyakan siswanya berkebangsaan Jepang. Saat itu rekan saya akan mengisi acara di depan siswa pukul 10 pagi. Setengah sepuluh aula masih kosong. Tak ada orang, tak ada kursi. Lima belas menit sebelum acara para siswa datang, mengambil kursi lipat dan meletakkannya dalam posisi barisan yang rapi. Seusai acara, setiap siswa kembali melipat kursi dan meletakkannya di tempat penyimpanan, hingga ruangan kembali kosong dan bersih seperti semula. Itulah _culture_.

Dari cerita di atas, saya semakin tidak tertarik pada prestasi apa yang diraih sekolah, semegah apa sebuah sekolah. Saya lebih tertarik bagaimana *budaya sekolah* dibangun dan diterapkan? Banyak sekolah yang menginvestasikan begitu banyak waktu dan pikiran untuk menyabet berbagai penghargaan. Tapi tak banyak yang serius membuat sekolah menjadi berharga dengan *karakter* dan *budi pekerti*. Banyak guru dan pelatih didatangkan untuk memberikan pembinaan tambahan pada siswa agar dapat menang lomba. Tapi sedikit sekali pelatihan _service excellence_ untuk Satpam dan Karyawan. Dinding sekolah dipenuhi foto-foto siswa yang juara ini juara itu, tapi jarang sekali foto seorang siswa dipajang karena dia melakukan sebuah kebaikan. Kehebatan lebih dihargai daripada kebaikan. Prestasi lebih berharga dari budi pekerti.

Kita harus segera mengubah *sistem pendidikan* kita masih berorientasi pada _ta'lîm_ (mengajarkan) menjadi _ta'dîb_ (penanaman adab).

Dalam konsep _compassionate school_, *ta'dîb* harus diterapkan secara menyeluruh (whole school approach) meliputi tiga area:

_pertama_ *SDM* yaitu guru, karyawan, orang-tua, hingga satpam, _kedua_ *kurikulum*, dan yang _ketiga_ *iklim* atau _hidden curriculum_.

Sebuah sekolah bukanlah pabrik yang melahirkan siswa-siswa pintar. Tapi sebuah *lingkungan* yang membuat semua unsur di dalamnya menjadi lebih ber-adab.

Untuk mengukur apakah sebuah sekolah sudah menjadi _compassionate school_ tak serumit standar ISO. Cobalah berinteraksi dengan satpam sekolah, amatilah bagaimana guru beriteraksi, siswa bersikap. Rasakan atmosfirnya. Jika prestasi akademik bisa dilihat di selembar kertas, budi pekerti hanya bisa kita rasakan.

7 Temuan Pelajar Indonesia Paling Terkenal Di Dunia

Mungkin selama ini kita lebih banyak mendengar kabar-kabar negatif tentang para pelajar di Indonesia. Namun banyaknya juga pelajar-pelajar kita yang berprestasi, bahkan beberapa prestasinya sudah mendunia.
Nah berikut ini ada beberapa pelajar yang dengan tekun terus melakukan penelitian dan membuat penemuan-penemuan. Penemuan mereka terbukti bermanfaat dan memenangi berbagai ajang perlombaan Internasional.
 1. Sepatu Anti Pelecehan Seksual

Diciptakan oleh Hibar Syahrul Gafur, seorang pelajar dari SMPN 1 Bogor, ide sepatu anti pelecehan seksual ini timbul karena ia merasa miris dengan banyaknya kasus pelecehan di jalanan. Sepatu anti pelecehan seksual dilengkapi dua tembaga di sol bagian depan sepatu serta beberapa baterai.
Baterai-baterai tersebut akan mengalirkan listrik bertegangan 450 volt. Pemakai sepatu cukup menyentuhkan sepatunya pada pelaku, maka pelaku akan merasakan sentruman yang cukup membuatnya jera. Temuan Hibar tersebut menarik perhatian banyak kalangan, terlebih para perempuan.

2. Bra Penampung ASI
Untuk membantu ibu-ibu menyusui, seorang pelajar beranama Devika Asmi Pandanwangi menciptakan bra penampung ASI. Bra tersebut tak jauh berbeda dengan bra biasa, hanya saja telah dimodifikasi. 
Bra penampung ASI memiliki 2 cup silikon yang memiliki lubang di ujungnya dan terhubung dengan selang. Selang tersebut mengarah pada kantung alumunium foil di bagian perut untuk menampung ASI. Kantung ASI sengaja disimpan di bagian perut agar suhunya sama dengan suhu tubuh sehingga tetap higienis.
 
3. Sabut Kelapa Diubah Menjadi Rompi Anti Peluru
Sabut kelapa yang biasanya hanya dijadikan kayu bakar atau bahkan malah hanya jadi sampah, disulap menjadi rompi anti peluru oleh dua orang pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) asal Semarang, Jawa Tengah. 
Aristio Kevin Ardyaneira Pratama dan M Iqbal Fauzi mengolah sabut kelapa dan fiber, menjadi rompi anti peluru yang tahan dari tembakan serta senjata tajam. Saat ini rompi anti peluru mereka masih terus disempurnakan agar tahan terhadap tembakan senjata laras panjang juga. Temuan mereka telah memenangi ajang International Science Project Olympiad dan memperoleh medali perak. Mereka berharap temuan mereka dapat diproduksi masal agar bisa dimanfaatkan oleh TNI dan Polri.

4. Biofungisida dari Kulit Randu
Aprillyani Sofa, siswi SMA PGRI 2 Kayen, juga turut mengharumkan nama Indonesia. Ia berhasil membuat biofungisida dari bahan alami yakni kulit randu. Biofungsi adalah pembunuh jamur pada tanaman. 
Di pasaran, biasanya dibuat dari bahan kimia yang tentu saja berbahaya jika menumpuk di dalam tubuh. Aprilliyani membuat biofungisida dari kulit randu yang telah diolah terlebih dahulu. Penemuan ini membuatnya menjadi juara I dunia dalam bidang Biologi Molekuler di Brasil dan mengalahkan peserta-peserta dari negara lain.
  5. Detektor Telur Busuk

Pelajar SMA Taruna Nusantara Magelang berhasil mencuri perhatian dunia intenasional dengan temuannya. Wisnu, nama pelajar tersebut, menciptakan detektor telur busuk yang dilengkapi sensor dan kalibrator. Detektor dibuat dari bahan sederhana yakni senter.
Telur yang diuji akan disinari dengan cahaya dari senter tersebut. Bila cahaya tembus, lampu akan berwarna hijau dan berarti telur tersebut aman dikonsumsi. Sedangkan bila gelap, lampu merah yang menyala dan mengeluarkan bunyi pertanda telur tersebut busuk. 
Temuan Wisnu banyak diincar penggiat industri yang ingin membeli hak cipta temuannya. Kedepannya, Wisnu berencana membuat alat detektor telur busuk tersebut dengan karet roda.
  6. Senjata Elektronik Tanpa Suara
Diciptakan oleh Mifta, pelajar SMAN Sidoarjo, Jawa Timur. Senjata ciptaannya mampu melempar paku sangat jauh tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Dana yang dikeluarkan untuk memproduksi senjata ini pun terbilang murah. Temuannya membuatnya meraih juara I dan menyisihkan 34 peserta dari seluruh dunia.
7. Pengharum Ruangan dari Kotoran Sapi
Siapa bilang kotoran sapi tak bisa dimanfaatkan? Dwi Nailul Izzah dan Rintya Aprianti Miki, pelajar dari Lamongan berhasil memanfaat kotoran sapi menjadi pengharum ruangan yang ramah lingkungan. 
Kotoran sapi difermentasi selama tiga hari kemudian diekstraksi dan dicampur dengan air kelapa, lalu disuling untuk menghilangkan kotorannya. Produk akhirnya berupa pengharum ruangan dengan aroma alami tumbuh-tumbuhan. Pengharum ruangan ini dikatakan ramah lingkungan karena bebas dari aerosol. Sebenarnya, masih banyak lagi pelajar-pelajar Indonesia yang membuat penemuan dan memenangkan ajang internasional. Terbukti, pelajar-pelajar Indonesia bisa menghasilkan karya yang membuat Indonesia bangga. Bagaimana denganmu? 
Sumber :http://newsnews.sexyi.am/2015/01/7-temuan-pelajar-indonesia-paling-terkenal-di-dunia/

MASA2 PUTIH ABU-ABU ITU


1. Paling males pas bangun pagi siap2 ke sekolah. Apalagi kalo cuaca mendung atau gerimis, banyak yg berharap hujan badai sekalian biar ga perlu berangkat sekolah.
2. Terutama hari senin. Upacara bendera adalah kegiatan yg paling sedikit peminatnya. Ga tulus bgt ngejalaninya. Apalagi kalo pembina upacara ngasih pidato panjang lebar kali tinggi, huh.. asli banyak yg menderita tekanan batin.
3. Kalopun berangkat pagi2, itu ga lain ga bukan karena malamnya ga ngerjain PR, pengen nyari contekan dari temen2.
4. Merasa bahagia tiada tara kalo ada pelajaran kosong. Wuahh... Seisi kelas bakal memanfaatkannya untuk ngobrolin segala hal2, dari yg ga penting sampai yg paling ga penting, ketawa ketiwi, dandan,0mainin hape, baca buku tapi bukan buku2 rekomendasi sekolah. Pokoknya nano2lah rame rasanya!
5. Tapi rasa bahagia itu bisa berubah menjadi rasa duka yg mendalam, saat ada guru lain sok keren ngisi pelajaran kosong itu! Ngasih tugas ngerjain halaman berapa gitu, dan
musti dikumpulin saat jam pelajaran berakhir. Cott lah!
 
6. Belajarnya cuma kalo lagi mau ada ulangan atau pas musim ujian aja. Itupun memakai sistem kebut semalam. Bikin contekan ditulis di kertas2 kecil, di tangan, di balik baju. Yg cewe2 kadang ada yg ditulis di paha.
7. Sebel bgt kalo udah bikin contekan banyak2 ternyata ga ada yang muncul di soal ujian! Sia2 sudah perjuangan..
8. Bete sama temen yg pinter tapi pelit ga mau membantu ngasih jawaban. Giliran dikasih contekan ternyata jawabannya disalah2in. Tai banget!
9. Paling ngefans sama soal pilihan ganda. Kalo udah mentok ga tau jawabannya, tinggal
menggunakan jurus terakhir: "Ngitung Kancing Kemeja Bu Guru", muahahaha.. *ngakak sampai tobat*
10. Kantin menjadi tempat tujuan paling populer saat jam istirahat. Perpus... Hadoh.. Kayaknya
tempat ini musti dilengkapi fasilitas kamar tidur, karaoke dan PS2 biar0menarik minat siswa untuk mengunjunginya!
11. Bete beud pas lagi seru2nya santai tiba2 bel tanda masuk berbunyi. Jam istirahat terasa singkat, tapi jam belajar bagaikan seabad.
12. Hal yg bisa membuat betah adalah kalo ada guru yg cantik, seksi, gaya ngajarnya oke,
humoris dan gaul. Ga perlu minum suplemen kuku kaki bima energi pun bakalan semangat belajarnya. Eeaa..
13. Ga cewek ga cowok biasanya0di dalam tas tersedia baju ganti non seragam, lengkap dengan seperangkat alat kosmetik sederhana. Untuk jaga2 saat harus tampil menawan mendadak.
14. Paling muak kalo ada guru killer! Bawaannya pengen ngajak adu jotos aja, tapi yah cuma
berani dalam hati doang..
 
15. Kalo ada guru telat masuk santai aja ga masalah. Tapi kalo telat keluar padahal jam
pelajaran udah selese, ini jelas jadi masalah. Aksi protes bakal menggema sampai ke sudut2 paling terpencil kelas.
 
16. Kalo udah jam2 terakhir bentar2 pasti ngecek jam. Berharap cepet2 pulang ke rumah. Tapi ketika jam pulang tiba, bukannya langsung pulang ke rumah, justru mampir ke mall,
nyangkut di warnet, nongkrong di perempatan, terdampar di rumah temen dan lain2...
HA,,HA,, gimana sobb?? yang merasa silahkan koment!!!

GURU (DIGUGU LAN DITURU)

-Barbara Colorose-
Walau lebih mudah mendidik anak-anak yang "sudah baik", tetapi tugas pendidik yang sejati adalah mendidik mereka yang masih "mencari jalannya".

Nabi Muhammad Saw. tidak pernah dididik di sekolah atau universitas mana pun. Beliau juga tidak pernah belajar baca-tulis pada masa mudanya. Beliau benar-benar buta huruf, tetapi ucapan dan tindakannya penuh dengan prinsip-prinsip yang tak habis digali untuk disiplin psikologi, filsafat, dan prinsip-prinsip pendidikan. Beliau mengajari para sahabat prinsip-prinsip dasar moralitas, akhlak, dan agama. Sang guru pun memberi mereka kekayaan nilai dan ukuran abadi yang membentuk dasar kebudayaan mereka dan generasi selanjutnya dalam berbagai dimensinya: pendidikan, sastra, filsafat, ekonomi, fisika, kedokteran, astronomi, politik, perdagangan, psikologi, dan berbagai pengetahuan lainnya yang meliputi setiap cabang kegiatan manusia.
Kebudayaan Islam, yang tumbuh pesat tidak sampai seabad setelah wafat Nabi Muhammad Saw, mempengaruhi bukan hanya peradaban dan kebudayaan manusia pada masa itu, melainkan juga meninggalkan jejak abadi dalam sejarah umat manusia. Seluruh peradaban dan kebudayaan manusia menerima dorongan luar biasa dari warisan kekayaan budaya Sang Nabi, khususnya dalam perkembangan dan kemajuan sains serta penyempurnaan akhlak. Kontribusi beliau terhadap ilmu pengetahuan, sains, dan moralitas begitu unik dan tiada bandingnya sepanjang sejarah.
Nabi Muhammad Saw. adalah satu-satunya manusia yang bisa benar-benar disebut sebagai pembentuk arah sejarah manusia. Beliau mempersembahkan pengetahuan sebagai pengganti kebodohan, nalar sebagai pengganti adat dan tradisi, serta kebebasan berpikir dan penelitian sebagai pengganti taklid buta.
Nabi Muhammad SAW. adalah sesosok guru yang telah memenuhi semua sifat dan syarat seorang guru yang telah ditetapkan oleh para ahli pendidikan. An-Nahlawi misalnya, menetapkan sepuluh sifat dan syarat bagi seorang guru yaitu :
Pertama, harus memiliki sifat rabbani, artinya seorang guru harus mengaitkan dirinya kepada Tuhan melalui ketaatan pada syariatnya.
Kedua, harus menyempurnakan sifat rabbaniahnya dengan keikhlasan, artinya aktivitas pendidikan tidak hanya utntuk sekedar menambah wawasan melainkan lebih dari itu harus ditujukan untuk meraih keridaan Allah SWT. serta mewujudkan kebenaran.
Ketiga, harus mengajarkan ilmunya dengan sabar.
Keempat, harus memilki kejujuran, artinya yang diajarkan harus sesuai dengan yang dilakukan.
Kelima, harus berpengetahuan luas dibidangnya.
Keenam, harus cerdik dan trampil dalam menciptakan mertode pengajaran yang sesuai dengan materi.
Ketujuh, harus mampu bersikap tegas dan meletakan sesuatu sesuai dengan proporsinya.
Kedelapan, harus memahami anak didik baik karakter maupun kemampuannya.
Kesembilan, harus peka terhadap fenomena kehidupan.
Kesepuluh, harus bersikap adil terhadap seluruh anak didik.

Nabi Muhammad Saw. membangkitkan manusia dari jurang kehidupan hewani menuju sebuah kehidupan yang bahkan lebih tinggi derajatnya daripada para malaikat.

Pribahasa “guru kencing berdiri murid kencing berlari” atau kata “guru” dimaknai dengan “digugu dan ditiru”, menunjukan betapa sosok seorang guru dituntun untuk selalu memperlihatkan prilaku yang baik, karena disadari atau tidak, kata-kata dan prilaku seorang guru akan menjadi panutan bagi murid-muridnya.

-A lice Wellington Rollins-
Indikasi bahwa seseorang bisa disebut guru (pendidik) yang hebat bukanlah pada kemampuannya mengajarkan murid untuk pintar menjawab semua jenis pertanyaan, tetapi pada kemampuannya menginspirasi murid agar mengajukan pertanyaan yang dia sendirinya kesulitan untuk menjawabnya.

 RASA HORMAT ITU DIDIDIKKAN, TIDAK OTOMATIS AKAN MUNCUL KARENA DIA SEORANG ANAK DARI ORANG TUANYA... ATAU DIA SEORANG MURID DARI GURUNYA...

jangan pernah (berhenti) merokok

merokok kan keren... rokok kan tandanya orang kaya... ya ga? hehehe

iya donk... daripada nabung 10rb/ hari selama sebulan biar dapet emas 1gr,
mending buat beli rokok sebungkus/ hari...
peduli amat, kan dah punya banyak emas,,,,
ga tertarik beli emas..mending rokok...
kan keren... wkwkwkw

daripada nabung buat beli susu anak, ah peduli amat... lebih keren rokok daripada susu...

daripada nabung buat modal usaha, ah bingung usaha apa, udah kaya, ga usah usaha
mending buat rokok.. keren....

ya ga? kan keren... ngapain nabung2, kan udah kaya...
mending buat rokok,,, dibakar, dapet asap, asapnya dibuang, abunya disebar.

kan udah kaya.. biarin aja mbakar duit... kan keren... orang kaya....
ya ga? wkwkwkw

orang2 perokok itu hebat lho... udah kaya...
makanya ga ada lho yg beli bensin premium, itu kan bensin orang miskin..

ga ada yg minta pendidikan gratis,mbayar guru les dari harvard university aja bisa,
ngapain minta subsidi pendidikan..

ga ada yg minta lapangan pekerjaan ke pemerintah,
lha buat apa kerja.. udah kaya... ya ga? buktinya ga sayang mbakar duit tuh...
wkwkwkw....

ada yg panas? hihihii
mesti ga bakal kuat bacar selanjutnya.. wkwkwkw oke deh, bukan biar keren....

ngrokok kan biar pikiran tenang... fresh... biar di rumah fresh!

soalnya suntuk liat istri jelek banget bau bawang
suntuk liat suami pulang malem terus ga ada mesranya
suntuk liat anak bodo ga berguna, bisnis rugi terus
pembantu kerjanya ngaco, tetangga ngegosip mulu, pacar minta ini itu

pokoknya ga ada yg bikin fresh selain rokok..

biar di kampus fresh!
soalnya suntuk ikut kelas dosen killer
suntuk belajar ujian yg ga suka matkulnya
suntuk ngerjain tugas seabreg
pokoknya ga ada yg bikin fresh selain rokok..
ah, solat pun ga bisa bikin fresh kaya rokok

pokoknya cuma rokok yg bisa bikin fresh wkwkwkw....
masih kuat baca selanjutnya? mesti langsung rate 1, close. wkwwkwkw

sebetulnya perokok itu hanya korban,
liat aja, mereka harus mencari lokalisasi utk merokok di depan umum,
ga beda kan sama pelaku mesum yg harus cari tempat lokalisasi utk mesum.

mereka diberi kenikmatan murah, tapi mengakibatkan pengobatan yg mahal.

jadi ga patut utk membenci perokok. bencilah rokoknya, bukan perokoknya.

kasihanilah fakir miskin, perokok, dan anak2 terlantar.. karena mereka dipelihara oleh negara. wkwkwkw

tidak terlalu berpengaruh sebetulnya, kalau perusahaan rokok tutup.yah...memang tidak mungkin, karena dolly yg haram saja ga tutup juga, apalagi yg sekedar rokok..

tapi klo alasan merokok adalah utk mempertahankan keberlangsungan pembayar pajak terbesar negeri ini, ah apa iya...

yg mereka setor itu duit kita juga, kita yg setor duit ke mereka utk beli rokok,
lalu mereka setor ke negara. lalu apa bedanya klo kita langsung setor ke negara,
melalui bisnis kita sendiri, dengan jumlah yg sama, tanpa melalui perusahaan rokok itu.

apa penerimaan negara berkurang? toh jumlahnya sama aja,
bedanya ga melalui perusahaan rokok. itu aja kan?
hayo... sebetulnya peduli dengan pajak atau rokoknya?wkwkwkw....

trus pegawainya pada jadi pengangguran donk?
ah pesimis amat, memangnya rakyat indonesia itu lemah, dijajah 350 tahun aja kuat,
masa hilang 1 doank sumber penghasilan langsung mati?
ya gpp klo jadi pengangguran, kan udah kaya, hasil dari gaji perusahaan rokok kan gede..

klo masih miskin, ya pake akal donk...buka usaha sendiri...
kecil2 gpp, asalkan halal. ga dapet duit dari penipuan kepada orang lain.

hewan yg ga punya akal aja bisa hidup, masa manusia yg udah di kasih akal,
ga bisa hidup juga... orang gila aja, yg ga punya akal,
masih bisa hidup di pinggir jalan, masa kalah sama orang gila...
wkwkwkw...
 
ane yakin, perokok itu tidak miskin, buktinya bisa beli barang mubazir,
yg ketidakpentingannya diatas barang tersier seperti power balance,
ane yakin juga, perokok itu ga bodoh, masa bertitel s1 atau bahkan profesor dibilang bodoh, ga mungkin.. tapi ane kurang yakin klo mereka itu sadar, klo badannya lagi dirusak dan dibodohi oleh rokok.

atau, mungkin sudah sadar, tapi tidak tahu malu. tidak malu, memamerkan bahwa saya,
adalah orang kaya, keren, dan sehat, yg sedang dibodohi terang2an oleh rokok.
dan saya terima itu dengan tangan terbuka lebar.

tolong teruskan saja merokoknya ya... jadi kita bisa tahu dengan jelas,

mana yg keluarganya bermasalah, sekolahnya bermasalah, kesehatannya bermasalah,
hidupnya penuh masalah, hingga hanya rokok yg mampu membius kesadarannya
utk sedikit merasakan kebahagiaan dunia.

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6536139

DULU KITA PERNAH DEWASA


BERMAIN BERSAMA
masih ingat waktu kita masih kecil?
klo siang-siang habis sekolah, buru-buru makan siang, trus keluar nyamperin temen-temen main di lapangan, main di sawah...bareng-bareng sama temen-temen..
ga ada yg main sendirian, semua bareng-bareng.. ga ada individualistis,
semua main bersama, belajar memahami sifat masing2 teman, dengan melihat wajahnya yg sembab ketika selalu kalah dalam permainan, dengan melihat tingkahnya yg sombong ketika mengalahkan musuh bebuyutannya (walaupun baru  satu kali.)
dengan melihat tingkahnya yg meremehkan teman yg baru bergabung.

betapa dewasanya kita dulu,
dibanding sekarang yg makin lama makin individualistis.
semakin terjerumus kepada permainan yg hanya bermain dengan 2 orang.
karena stiknya cuma 2. bahkan hanya sendiri, karena mouse dan keyboardnya cuma 1.
tak ada unsur toleransi lagi dalam permainan kita. tak ada belajar untuk menjaga perasaan yang kalah, dan belajar menghormati yang menang. betapa dewasanya kita dulu, waktu kita masih kecil.


MEMBUAT KARYA
masih ingat waktu kita ingin bermain mobil-mobilan
ingin bermain tembak-tembakan, ingin bermain rumah-rumahan,
tapi orang tua kita tak punya uang?
kita tidak menyerah, kita cari kulit jeruk, kita cari pelepah pisang, kita cari tanah liat,
tak punya uang bukan penghalang kita utk bisa bermain,

dengan apapun yang ada yang penting kita bisa bermain.
kita asik bermain dengan karya cipta kita sendiri. kita tak peduli bagus tidaknya mainan kita,
karena proses pembuatannya-lah yang kita sukai, bukan hasil akhir mainan itu.

kita marah-marah ketika mainan kita belum jadi, permainan kita belum selesai
tapi orang tua sudah menyuruh pulang untuk mandi sore. lihat, betapa seriusnya dan totalnya kita dalam mencintai permainan.

bukankah sikap2 seperti itu, yang mandiri dengan segala keterbatasan yang ada,
yang menikmati dan mencintai proses pembuatan karya yang totalitas dalam kecintaannya membuat karya, adalah sikap orang yang dewasa? betapa dewasanya kita dulu, waktu kita masih kecil.

POLOS
kalau kita ditanya, kapan pernah jujur yang tanpa berpikir macam-macam.
waktu masih kecil kan? "itu kan polos, bukan jujur.."
okey... jujur mendatangkan ketentraman hati, sedangkan bohong mendatangkan kegelisahan.
kapan kita lebih sering gelisah, ketika kecil atau sudah tua? "kan permasalahan hidupnya beda.." ya jelas beda.

permasalahan orang tua, lebih banyak. karena bohongnya lebih banyak. karena bohong itu akar segala permasalahan. mulai dari membohongi diri sendiri, membohongi orang tua, membohongi orang lain, hingga membohongi Tuhan. betapa hebatnya kita waktu kecil,
yg polos, yg tak tahu bagaimana cara berbohong, hingga Tuhan juga tak tahu bagaimana cara menaruh kita dalam kegelisahan. betapa dewasanya kita dulu, waktu kita masih kecil.

ya, dulu kita pernah dewasa. dulu kita mencintai kebersamaan,
dulu kita mencintai kemandirian, dulu kita mencintai keuletan,
dulu kita mencintai totalitas, dulu kita mencintai kejujuran.

mungkin menjadi dewasa dengan memutar waktu adalah hal yang mustahil, tapi membangkitkan kedewasaan yang dulu pernah ada, sepertinya tak sulit. tak semua teladan selalu lebih tua dari kita. kalau kita bisa belajar dengan tepat, semua orang bisa kita jadikan teladan.

bahkan anak kecil yang polos dan ingusan itu. jadi dewasa tak harus menunggu tua, terbukti, dulu kita sudah pernah dewasa. dan sekarang, mari bangkitkan diri kita yg dulu,
yang mencintai kebersamaan, mencintai kemandirian, mencintai keuletan, mencintai totalitas, mencintai kejujuran.

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7069097

the power of PEMUDA

judulnya aneh ya?
bahasanya campur aduk. hehehe...
maklum.. ane orang aneh. wkwkw.. oke lah langsung aja...

kalau bung karno bilang,
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya,
berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”.
kira2... di indonesia jaman sekarang bisa ga ya?

bisa koq, gampang....
(dengkulmu njepat!! gampang katanya!!!) wkwkwkw.....

caranya?
caranya, cuma satu. bagi para pemuda, ga usah yg namanya minta2 uang ke orang tua.
itu tindakan kekerasan dalam rumah tangga. wkwkwkw.....

masa ga boleh minta uang? kan ke orang tua sendiri?

nah.. justru orang tua sendiri itu,
jadi ga usah yg namanya pake minta2... dari jamannya di bumi baru ada satu benua,
yg namanya kewajiban orang tua itu ya menafkahi keluarga.
termasuk anak. udah kewajiban... jadi ga usah diminta lagi,
klo orang tua yg bertanggung jawab ya mesti ngasih.

anak punya hak utk dapet nafkah,
ya betul, HAK. bukan kewajiban. ga ada kewajiban anak untuk minta2 nafkah ke orang tua.

jadi udah lah, g usah minta2 lagi,
ga kasian apa ma ortu kita, pasti.. pasti ortu kita banting tulang buat kita,
buat kita yg masih sekolah, masih kuliah, ga mungkin mereka sante2, bisanya nyuruh2 doank tanpa mencari nafkah. ga mungkin...

bayangkan setelah mereka mandi keringat, ternyata hasilnya belum mencukupi, trus kita minta... dengan memaksa... walaupun karena memang butuh..
rasanya kya apa coba ortu kita.. malu... sedih... nyesel... merasa ga berguna...
coba, kira2 apa iya kita tega mereka merasa seperti itu?

mungkin mereka ga memperlihatkan kegalauan mereka di depan kita,tapi siapa yg tau, mungkin waktu kita tidur, tengah malam beliau bangun merintih kepada Tuhan,

siapa yg tau, mungkin kita di lain kota,
di sana beliau mencari pinjaman sana sini melupakan harga diri...

mungkin tanpa sepengetahuan kita, tiap malam mereka menagis karena tak bisa memenuhi permintaan kita, permintaan kita utk dipenuhi haknya..

see...
jadi ga usah kita minta2, mendapat nafkah itu hak kita, pemuda sebagai anak.
mendapat nafkah itu bukan kewajiban.

kewajiban kita, pemuda adalah menjadi anak idaman orang tua.
yaitu menjadi anak yg soleh dan menjadi orang yg bermanfaat.

karena doa anak yg soleh akan menjadi amal orang tua meski ia telah mati.
dan karena orang yg bermanfaat adalah sebaik-baik manusia di muka bumi.

kira2, adakah aset orang tua yg lebih berharga dari itu?
so, itulah dua kewajiban kita sebagai pemuda.

makanya kenapa Bung Karno bilang,
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya,
berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”.

ya, karena fokus dari kewajiban para pemuda
adalah untuk berkontribusi kepada dirinya dan negara.
lihat, kewajiban manjadi anak soleh adalah sebagai kontribusi amal
untuk dirinya, dan sekaligus menjadi bonus amal untuk orang tua.

kewajiban menjadi orang yg bermanfaat adalah sebagai kontribusi nyata
untuk masyarakat, bangsa dan negara.

pemuda belum diberi kewajiban untuk menafkahi anak2 seperti para orang tua,
belum diberi kewajiban untuk mendidik anak2 seperti para orang tua,
belum diberi kewajiban untuk membangun keluarga yg kondusif seperti para orang tua,

ya, karena kewajiban orang tua adalah menyiapkan amunisi,
amunisi yg digunakan untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat.
lalu apa amunisi yg disiapkan?
ya kita lah amunisinya, pasukan perang yg disiapkan orang tua,
dengan nafkahnya, bimbingannya, dan pendidkannya.
kitalah, para pemuda yg punya kewajiban,
membawa panji keluarga kita utk berperan serta membangun masyarakat
(kya motto penegak dan pandega ya? wkwkw)

itulah tugas kita,
indonesia di tangan kita,
bukan di tangan mereka yg selama ini kita kritik.

maka, sebelum kita menjadi orang tua yg punya kewajiban macam2,
segeralah bangun,
jadilah pribadi yg berarti tidak hanya utk diri sendiri,
tapi juga utk orang lain,

masih banyak orang yg tidak mampu, masih banyak anak yatim piatu,
yg menunggu uluran tangan kita.

kita sudah memiliki dua tangan, ditambah 4 tangan dari orang tua kita.
rasanya tak berat kalau kita ulurkan satu milik kita untuk mereka,
untuk mereka yg tidak mampu meskipun kita miskin, tapi kita mampu.
bantulah mereka yg tidak mampu. bukan mereka yg miskin.

miskin itu sikap mental, bukan banyaknya harta.
karena ada orang yg hartanya banyak tapi sikapnya sepeti orang miskin.
maka, bantulah yg tidak mampu, bukan yg miskin.

jadilah bermanfaat tanpa harus menunggu kaya,
menunggu tua, menunggu pintar. bermanfaatlah meskipun kecil.
bermanfaatlah dalam selemah-lemahnya keadaan.

kalau dulu, para pejuang melawan penjajah untuk memperoleh kemerdekaan dalam bentuk kebebasan sekarang kita udah bebas, bebas dalam segala hal.
tapi apa kita sekarang udah ga dijajah?

kita masih dijajah.
penjajahan jaman sekarang dalam bentuk pemanjaan.
kita dibuat hanya bisa menjadi konsumen,
kita dibuat hanya bisa meminta,
kita dibuat agar tidak bisa menjadi jiwa2 yg produktif.

lihatlah mereka yg sudah menjadi korban penjajahan.
hanya bisa mengkritik kebijakan, tapi ga bisa menawarkan solusi.
hanya bisa meminta-minta kepada pemerintah,
padahal sebetulnya bisa mengusahakannya sendiri. hanya bisa demo sana sini,
ngrusak ini itu, menghina siapa saja, tapi ga bisa memberikan contoh yg baik.

sampe ada korban penjajahan, yg mengatasnamakan pemuda,
kelakuannya kampungan, bentuk perjuangannya primitif kya jaman batu.

kalau mau berjuang di jaman sekarang, caranya adalah berusahalah menjadi manusia yg mandiri jaman sekarang, saatnya para pemuda berjuang melawan penjajah
untuk memperoleh kemerdekaan dalam bentuk kemandirian.
ingat, mandiri itu bukanlah "tidak butuh orang lain", tapi "tidak menyusahkan orang lain".

ya, itu aja caranya, cuma satu. berhentilah meminta.
dikasih syukur, enggak ya cari sendiri. belajar jadi mandiri sedini mungkin.

belajar menjadi rakyat yg merdeka atas penjajahan pemanjaan.
ketergantungan masa depan kepada tangan orang lain.

kalau sejak muda bisa mandiri,maka tuanya mandiri,
anaknya mandiri, lingkungannya mandiri, negerinya mandiri. marilah hidup dengan sebenar-benarnya hidup, PEMUDA INDONESIA

MERDEKA...........

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6793210

SEKOLAH VS PENJARA

bagi saya, sekolah dan penjara itu lebih banyak persamaannya daripada perbedaannya.

pertama,
sekolah dan penjara itu sama-sama "lembaga pendidikan".
bedanya, 
klo sekolah adalah pendidikan bagi manusia yg masih polos,
klo penjara itu pendidikan bagi manusia yang sudah terlanjur kotor.
ya ga?

sekolah mendidik anak-anak manusia agar mereka mampu menjadi manusia yang bermanfaat bagi masyarakat. sama, penjara juga mendidik tahanan agar mereka mampu menjadi manusia yang bermanfaat bagi masyarakat.
 
bedanya,
klo anak sekolah, sebelumnya adalah manusia yang belum berguna bagi masyarakat.
klo tahanan, sebelumnya adalah manusia yang tidak berguna bahkan menganggu ketentraman masyarakat.
betul tidak?

sekolah dan penjara juga penuh kedisiplinan.
bedanya,
sekolah menerapkan kedisiplinan
agar masa depan anak didiknya tak habis karena kemalasan dirinya sendiri.
kalau penjara menerapkan kedisiplinan
agar para tahanan lupa dengan perangai buruknya.
Spoiler for klik:

yang jelas,
sekolah itu bukan lembaga mandiri sebagai wadah pendidikan anak.
sekolah itu erat hubungannya dengan rumah.
rumah dan sekolah adalah lembaga pendidikan yang terintegrasi alias tak bisa dipisahkan.
kalau kita memisahkan antara sekolah dan rumah sebagai wadah pendidikan anak,
berarti sama saja kita menyekolahkan anak di penjara.
atau,
jika kita membedakan antara orang tua dan guru sebagai pendidik,
artinya kita selama ini sekolah di penjara.

karena penjara itu mandiri.
pendidikannya diatur oleh pemerintah.
ga ada hubungannya dengan orang tua atau wali yang di rumah.

sekolah menjalankan pendidikannya
dengan prinsip kasih sayang dan keteladanan.
bukan dengan kekerasan dan paksaan.

kalau kekerasan dan paksaan jadi prinsip pendidikan di sekolah,
atau mungkin di rumah, maka tak ubahnya pendidikan di penjara.

karena pendidikan di penjara dijalankan dengan prinsip kekerasan dan paksaan.
mana ada penjahat yang di luruskan dengan prinsip kasih sayang?
besi yang sudah terlanjur berkarat harus diamplas dulu supaya kembali bersih.

lalu kesimpulannya?
kesimpulannya sekolah dan penjara tak ada bedanya,
jika tak hadir peran rumah di dalamnya.
rumah sebagai wadah pendidikan anak adalah pembeda antara sekolah dan penjara.

prinsip pendidikan sekolah adalah kasih sayang dan keteladanan.
bukanlah kekerasan dan paksaan seperti di penjara.

dan siswa seharusnya merasa senang dengan sekolah
bukan justru terpaksa seperti para tahanan di penjara.

kalau selama ini ada siswa yang merasa seperti di tahanan saat dia di sekolah,
ada beberapa kemungkinan.
pertama,
rumah alias orang tua tak peduli dengan pendidikannya di sekolah.
kedua,
prinsip pendidikan di sekolahnya bukan dengan kasih sayang dan keteladanan,
tapi hanya dengan perintah, paksaan hingga kekerasan.
ketiga,
kemampuan dan minatnya tak tersalurkan dengan baik di sekolah,
sehingga seakan dia terpenjara dalam sistem sekolah yang menyamaratakan siswanya.

dan yang terakhir,
siswa berorientasi lulus bukan ilmu.
lebih khawatir tidak lulus daripada tidak dapat ilmu.
hal ini disebabkan bukan karena anak didik.
karena pada dasarnya semua anak didik tak ada yang khawatir dengan ketidaklulusan.
mereka lebih khawatir dengan ketidakjelasan jawaban atas keingintahuannya.
coba tanya anak TK,
mereka lebih ribut jika pertanyaannya tak dijawab
daripada ditakut-takuti tidak lulus dari TK.
namun karena kekhawatiran yang ditunjukkan secara berlebihan dari orang tua dan guru atas ketidaklulusan,
sejak SD hingga SMA/SMK siswa menjadi phobia dengan ketidaklulusan.
pada akhirnya tujuan sekolah bukan lagi ilmu tapi lulus.

padahal ini yang seharusnya paling membedakan antara siswa dan tahanan.
tahanan begitu senangnya "lulus" dari tahanan karena terlepas dari pendidikan yang seperti amplas.
siswa begitu sedihnya lulus dari sekolah karena terlepas dari gudang ilmu yang begitu lembut dan bermartabat.

karena sebetulnya siswa tak akan khawatir atas ketidaklulusan
jika selama proses belajar,
keingintahuannya terjawab dengan baik oleh guru dan orang tuanya.

"tak ada anak bodoh, yang ada adalah
anak yang tidak mendapatkan pendidik (orang tua dan guru) yang baik."
Yohanes Surya. pelatih olimpiade fisika Indonesia.

_semoga bermanfaat.

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8264407

KAYA ITU GIMANA SIH?

ane pernah ditanya, orang kaya itu seperti apa c?

hmm....
klo menurut ane,
orang kaya itu yg punya mobil,
orang kaya itu yg punya rumah gede,
orang kaya itu yg punya toko dimana-mana.
hahaha....
ane bukan lihat mobilnya, tapi lihat isinya.

klo isinya cuma satu orang, tujuannya cuma ke tempat maksiat,
isinya kondom numpuk, bagi ane itu orang miskin yg punya mobil.

klo orang kaya, pasti isinya penuh...
Entah isi makanan utk anak yatim kek,
penuh temen2 yg mau solat ke masjid bareng kek,

ane bukan liat rumahnya, tapi lihat isinya.

rumah segede stadion GBK,
klo isinya cuma 4 orang, penuh dengan barang-barang mewah
yg cuma dipake oleh 4 orang, orang miskin itu....

klo orang kaya, rumah gede mesti isinya banyak anak jalanan yg mampir tidur disitu,
banyak anak yatim main kesitu, ada mushola yg dipake masyarakat sekitar.

ane bukan liat tokonya,
tapi lihat isinya. klo isinya minuman keras, pegawainya pada jualan paha,
hasilnya buat foya-foya... hhhmm... itu orang miskin yg punya toko.

klo orang kaya,
itu tokonya mesti banyak pegawai mahasiswa yg part time
nyari uang tambahan.... barangnya halal, hasilnya utk kebaikan sesama..
itu orang kaya...

dan satu lagi, orang kaya itu,
klo dikasih uang ga akan se-bernafsu-nya orang miskin.

ya sama lah, kya orang yg kenyang minum,
klo dikasih minum ga akan se-bernafsu-nya orang yg memang haus.

orang juragan kaos,
klo dikasih kaos ga akan se-bernafsu-nya orang yg memang masih telanjang.

orang kaya, dikasih harta
ga akan se-bernafsu-nya orang miskin. karena dia tau, ada yg lebih miskin yg lebih membutuhkan.

kita memang perlu memelihara rasa miskin,
untuk menjaga semangat kita utk mencari uang,

tapi setelah dapat, segeralah merasa kaya, karena cara yg paling efektif agar rela memberi sesuatu, adalah dengan "merasa" tidak membutuhkannya.

insyaallah, itu prinsip ane, biar bisa menjadi manusia yg walaupun miskin,
tapi masih mampu berarti utk sesama.

dan, semoga Allah meridhoi ane utk menjadi kaya,
agar semakin banyak orang yg dapat ane rangkul.
aamiin...

dan semoga yg setuju dan menjalankan prinsip ane ini, juga diridhoi untk menjadi orang kaya yg bermanfaat utk umat. aamiin....

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6320376

ORANG BODOH DAN ORANG PINTAR

Orang bodoh sulit dapat kerja, akhirnya dia bisnis.. Agar bisnisnya berhasil, tentu dia harus rekrut orang Pintar. Walhasil Boss-nya orang pintar adalah orang bodoh.

Orang bodoh sering melakukan kesalahan, maka dia rekrut orang pintar yang tidak pernah salah untuk memperbaiki yang salah. Walhasil orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk keperluan orang bodoh.

Orang pintar belajar untuk mendapatkan ijazah untuk selanjutnya mendapatkan kerja. Orang bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang untuk membayari proposal yang diajukan orang pintar.

Orang bodoh tidak bisa membuat teks pidato, maka disuruh orang pintar untuk membuatnya.

Orang Bodoh kayaknya susah untuk lulus sekolah hukum (SH). Oleh karena itu orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk membuat undang-undangnya orang bodoh.

Orang bodoh biasanya jago cuap-cuap jual omongan, sementara itu orang pintar percaya. Tapi selanjutnya orang pintar menyesal karena telah mempercayai orang bodoh. Tapi toh saat itu orang bodoh sudah ada diatas.

Orang bodoh berpikir pendek, untuk memutuskan sesuatu dipikirkan panjang-panjang oleh orang pintar, walhasil orang orang pintar menjadi staffnya orang bodoh.

Saat bisnis orang bodoh mengalami kelesuan, dia PHK orang-orang pintar yang berkerja. Tapi orang-orang pintar DEMO, walhasil orang-orang pintar “meratap-ratap” kepada orang bodoh agar tetap diberikan pekerjaan.

Tapi saat bisnis orang bodoh maju, orang pinter akan menghabiskan waktu untuk bekerja keras dengan hati senang, sementara orang bodoh menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dengan keluarganya.

Mata orang bodoh selalu mencari apa yang bisa dijadikan duit. Mata orang pintar selalu mencari kolom lowongan perkerjaan.

Bill Gates (Microsoft), Dell, Hendri (Ford), Thomas Alfa Edison, Tommy Suharto, Liem Siu Liong (BCA group). Adalah orang-orang bodoh (tidak pernah dapat S1) yang kaya. Ribuan orang-orang pintar bekerja untuk mereka. Dan puluhan ribu jiwa keluarga orang pintar bergantung pada orang bodoh.

PERTANYAAN:
1. Jadi mending jadi orang pinter atau orang bodoh??
2. Pinteran mana antara orang pinter atau orang bodoh??
3. Mulia mana antara orang pinter atau orang bodoh??
4. Susah mana antara orang pinter atau orang bodoh??

Kesimpulan

1. Jangan lama-lama jadi orang pinter, lama-lama tidak sadar bahwa dirinya telah dibodohi oleh orang bodoh.
2. Jadilah orang bodoh yang pinter dari pada jadi orang pinter yang bodoh.
3. Kata kunci nya adalah “resiko” dan “berusaha”, karena orang bodoh berpikir pendek maka dia bilang resikonya kecil, selanjutnya dia berusaha agar resiko betul-betul kecil. Orang pinter berpikir panjang maka dia bilang resikonya besar untuk selanjutnya dia tidak akan berusaha mengambil resiko tersebut, dan mengabdi pada orang bodoh.

PENDIDIKAN

 1.Difinisi pendidikan yang benar adalah mengeluarkan kejeniusan anda, bukannya menjejalkan informasi. Anak didik memang perlu diajarkan tentang apa, siapa, kapan, dan dimana, tapi yang jauh lebih penting untuk mereka pelajari adalah mengapa dan bagaimana, karena dengan dua pertanyaan inilah otak mereka dituntut keras untuk menemukan jawaban dan melahirkan gagasan.

2. Pendidikan sejati anda dimulai begitu anda meninggalkan bangku sekolah. Dan ternyata kebanyakan dari kita justru berhenti belajar setelah lulus (mungkin karena sudah mendapat surat tanda tamat belajar)

3. Nilai raport dan ijazah yang baik tidak sepenting menemukan kejeniusan anda.Orang jenius adalah orang yang cukup beruntung karena bisa menemukan karunianya dan kemudian menemukan cara untuk menyumbangkan karunianya itu. Sepintar apapun anda, selama pengetahuan anda tidak bermanfaat bagi orang lain, maka anda bukanlah termasuk seorang yang jenius

4. Kemampuan anda untuk berubah dan belajar dengan cepat mungkin lebih penting daripada apa yang anda pelajari disekolah, hal itu karena dunia kita sekarang berputar jauh lebih cepat daripada sebelumnya. Ilmu yang anda pelajari di sekolah tidak akan berguna lagi saat anda lulus sekolah.
5. Raport tidak mengukur apa yang kita ketahui, tapi apa yang perlu kita perbaiki dalam hidup ini.Jadi seharusnya anda bersyukur bila mendapat nilai jelek, dengan begitu anda bisa tahu kelemahan anda dan bersegera untuk memperbaikinya.karena Kehebatan kita terletak pada kelemahan-kelemahan kita, tunggu apalagi? PERBAIKILAH SEKARANG JUGA...!

6. Salah satu alasan kenapa sistem sekolah mempunyai banyak kesulitan untuk mengajar anak didik adalah karena tidak seorangpun memberi mereka alasan yang kuat sekaligus menggembirakan untuk belajar keras dan tetap bersekolah. Jadi temukanlah alasan-alasan yang kuat kenapa anda harus sekolah? ( bukan hanya idealis tapi juga harus realistis )

7. Nilai baik penting di sekolah. Laporan keuangan penting dalam hidup. Orang yang masih saja membanggakan semua prestasinya disekolah sesungguhnya ia hidup dimasa lalu, lantas bagaimana dia bisa merencanakan masa depannya?

8. Sudah Terbukti lewat berbagai macam penelitian bahwa Tidak ada korelasi antara keberhasilan finansial dengan keberhasilan akademis, jadi tentukan dulu mana yang ingin anda capai? Orang pintar atau orang kaya? Tidak perlu harus punya gelar sarjana untuk jadi orang kaya, dan sebaliknya, bagaimana kesarjanaan anda bisa menunjang anda agar jauh lebih kaya.

9. Masalah anda dengan sekolah anda adalah bahwa anda seringkali menjadi apa yang anda  pelajari dan lupa untuk mengurus dan memikirkan bisnis anda sendiri.
(belajar masak jadi koki, belajar mesin jadi montir, belajar hukum jadi pengacara) jadilah pebisnis bukan pekerja, jadilah pemilik bukan pengelola.

10. Di Era informasi sekarang ini tidak cukup hanya mengandalkan IQ tinggi,kreativitas, tapi keberanian untuk mengarungi dunia nyata.

NON SCHOLA SED VITA DISCIMUS
kita bukan belajar untuk sekolah, melainkan untuk kehidupan

comment