Responsive Banner design

Selamat datang

Bantu like bos...

Arsip Blog

Buku harian

Ayah dan ibunya sudah menikah 27 tahun & Ismail tidak pernah melihat mereka bertengkar. Bagi Ismail, perkawinan ayah & ibu menjadi teladan baginya. 

Setelah menikah, dia & istrinya sering bertengkar karena hal-hal kecil.

Ketika pulang ke rumah ayahnya, Ismail menyampaikan keluhannya pada ayahnya. 
Ayahnya mendengarkan dg seksama l kemudian masuk kamar, dan keluar dengan mengusung buku-buku & ditumpuknya di depan Ismail.
Tampak sebagian buku sudah kuning, mungkin karena sudah disimpan lama. 

Dengan penuh rasa ingin tahu Ismail mengambil satu buku itu. Tulisannya benar tulisan ayahnya, agak miring & aneh, ada yang jelas, ada yang semrawut, bahkan ada yg tulisannya sampai menembusi beberapa halaman.

Ismail membaca halaman demi halaman buku itu.

Semuanya merupakan catatan hal-hal sepele, “Suhu udara berubah jadi dingin. Ia mulai merajut baju wol untukku. Anak2 berisik, untung ada dia.” 

Semua itu catatan kebaikan & cinta ibu kepada ayah, cinta ibu kepada anak-anak & keluarga. 

Tanpa terasa air matanya berlinang.  Ismail mengangkat kepala, dengan perasaan haru dia berkata pada ayahnya, “Ayah, aku sangat kagum pada ayah & ibu.” 

Ayahnya berkata, “Tidak perlu kagum, kamu juga bisa.” 

Ayah berkata lagi, 
“Menjadi suami istri selama puluhan tahun, tidak mungkin menghindari pertengkaran. Ibumu kalau kesal, suka cari gara-gara, melampiaskan kemarahannya & ngomel. 
Dalam buku ayah tuliskan yang telah ibumu lakukan demi rumah tangga ini. 

Seringkali hati ayah penuh amarah waktu menulis, kertasnya sampai bolong, tembus oleh pena. Tapi ayah terus menulis semua kebaikannya. Ayah renungkan, akhirnya emosi itu lenyap, yang tinggal semuanya kebaikan ibumu...” 

Ismail mendengarkan, lalu bertanya, “Ayah, apakah ibu pernah melihat catatan ini?” 

Ayah tertawa & berkata, “Ibumu juga memiliki buku harian seperti ini."

"Bukunya berisi kebaikan diri ayah. Sering kami saling bertukar buku & saling menertawakannya."

Tiba-tiba Ismail sadar akan rahasia pernikahan, 
“Mencintai itu sangat sederhana, ingat & catat kebaikan pasangan. Lupakan segala kesalahannya dan selalu berusaha membuat pasangan kita Bahagia...! "

Saudara-riku tercinta... 

Kasih itu akan menutupi segala sesuatu, mempercayai segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu... 

Selamat beraktifitas...! 
😊💕❤

Berita duka dari buper jamus sine

KORBAN KESETRUM ALIRAN LISTRIK DITOWER. RPU POLRES NGAWI DI BUMI PERKEMAHAN JAMUS KEC SINE KAB NGAWI

Slmt sore Yth Dan ijin melaporkan pada hari minggu tgl 28-februari 2016 pk 10.30- selesai wib telah terjadi orang kesetrum di  tower reapter polres ngawi di bumi perkemahan iamus dlm rangka memperbaiki tower telkom wifi bertempat kejadian di  deket perkemahan jamus sdr feri wijiatmoko islam, Umur 38 thn.                  dkh bogo Ds.Wakah,Rt.06 Rw 02 Kec.Ngrambe kab ngawi

Adapun kronologi kejadian :

1. Pada pukul 10.30 wib Sdr fery wijatmoko dan Sdr ika 27 th ds jogorogo kec jogorogo kab Ngawi sedang memperbaiki wi-fi kabel yang sedang rusak.

2. Pada pukul 10.45 wib Sdr fery memanjatkan tower sekitar 10 meter dr tower dikira kabel yg milik pabrik jamus dikira tidak ada aliran ternyata dipegang tiba2 sdr fery langsung tersengat dan meninggal.

3. Pada pukul 11.00 wib Sdr fery meninggal tergantung diatas langsung sdr ika langsung menelpon polsek minta bantuan.

4.  Pada pukul 11.30 wib Sdr ika menghubungi rekan rapi ngawi.

5. Pada pukul 13.30 wib jenazah dievakuasi dr tover dibantu masyarakat.

6.  Pada pukul 13.40 korban langsung diotopsi di tkp karena pihak korban sudah menerima karena kerjaan tiap harinya mengerjakan wifi.

7.  Pada pukul 14.00 wib jenazah korban dibawa kerumah duka bp sucipto dsn bogo ds wakah kec Ngrambe

8. Pada pukul 14.15 jenazah sudah sampe rmh duka sampai nunggu pemakaman diTPU ds wakah kec Ngrambe kab ngawi.

9. Pada pukul 15.00 wib sampai sekarang msh dlm proses pemakaman

10. Proses selanjutnya ditangani polsek sine

Dr zakir naik akan datang ke indonesia bulan april di UMY

Dr Zakir Naikr akan datang ke Indonesia pd bulan April 2016 di kampus UMY.
==============================>
SIAPA yang tidak kenal Dr. Zakir Naik?
Seorang ulama, penulis dan da’i ahli perbandingan agama yang kerap menyampaikan dakwah lewat debat dan ceramah di seluruh dunia.

Dr. Zakir Naik dengan kemampuan yang dimilikinya berupa hafalan yang teramat kuat tidak hanya mampu menghafalkan Al-Qur’an dan Shahih Bukhari Muslim, akan tetapi beliau juga telah menguasai kitab Weda, Tripitaka, Bhagavad gita, bahkan telah MENGGERAKKAN RIBUAN penganut Hindu di India dan menjadi mu’allaf.

Beliau tanpa ragu-ragu juga mengoreksi Pastur dan Pendeta jika mereka salah dalam mengutip ayat-ayat dalam bibble atau injil, sebab Dr. Zakir Naik menghafal jg isi dari bibble/injil.

Dr. Zakir Naik sendiri memiliki tokoh yang menjadi inspirasinya yakni Ahmed Deedat. Namun, Dr. Zakir Naik tidak memiliki banyak agenda Debat Terbuka layaknya Ahmed Deedat karena hampir semua tantangan debat yang dilayangkan oleh Dr. Zakir Naik tidak mendapat respon dari gereja-gereja, bahkan sampai sekarang belum ada berita apakah ada Pendeta yang berani berhadapan langsung dengan beliau. Oleh karena itu, Dr. Zakir Naik dijuluki “Ahmed Deedat Plus” yang telah membuat pastur dan pendeta merasa ngeri berhadapan dengan beliau yang argumentasinya belum pernah terpatahkan.

Kepada
*Masyarakat Indonesia
*Para Fans,
*Para pengkritik,
*para pencemooh
*kepada seluruh atheis yang ada di Indonesia, dan
*kepada saudari-saudariku yang NON Muslim dan ingin mengetahui Islam lbh dekat.

Silahkan datang ke acara Milad ke 35 Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
karena pada bulan April 2016, akan ada talkshow bersama
Dr. Zakir Naik terbuka untuk UMUM.

Sumber :
http://www.umy.ac.id/milad-ke-35-umy-bersinar-menembus-batas.html

Pentingnya panggilan mesra kepada pasangan

Salah satu bumbu cinta adalah memanggil istri dengan panggilan yang mesra dan disukai istri. Pastikan panggilan itu bukan basa-basi tetapi keluar dari lubuk hati.

Bagi yang susah memanggil dengan panggilan mesra, berlatihlah. Awalnya terasa aneh namun semakin lama semakin nikmat. Mulai dari sekarang jangan menunggu tua.

Alkisah, seorang kakek berusia 80 tahun, memanggil istrinya dengan panggilan mesra. Terkadang ia memanggil honey, chayang, bidadariku dan panggilan mesra lainnya.

Semua anak, menantu, cucu dan para tetangga kagum dengan kakek ini. Bahkan para cucu sering berkomentar, “So sweet…”

Salah satu cucunya akhirnya memberanikan diri bertanya, “Kek, apa rahasianya sehingga makin tua kakek makin mesra? Berbagai kosa kata mesra selalu terlontar dari mulut kakek saat memanggil nenek. Dan itu membuat nenek semakin happy.”

Sang kakek menjawab, “Itu rahasia dan ilmunya mahal. Tapi kalau kamu mau janji bahwa hanya kita berdua yang tahu ilmunya, kakek akan beri tahu kamu.” Setelah terdiam sejenak, sang cucu mengangguk tanda setuju.

Akhirnya sang kakek membuka rahasianya, “Cucuku, kakek selalu memanggil mesra nenekmu dengan berbagai versi itu karena sesungguhnya kakek lupa siapa nama nenekmu.”
.
Semoga terhibur
Anggap dongeng sebelum tidur

Banjir sampang, 27 februari 2016

KRONOLOGI BANJIR DI SAMPANG, 27 FEBRUARI 2016

Hujan deras yang melanda kota sampan dari kemarin sore jumat, 26 Februari 2016 menyebabkan volume air di aliran sungai kemuning terus meninggi, selain itu air kiriman dari kawasan sampang utara seperti kecamatan Omben menyebabkan sungai tidak dapat menampung sehingga menyebabkan air meluap ke pemukiman warga.

Banjir yang awalnya hanya melanda di tiga desa dan satu kelurahan melebar menjadi delapan desa dan empat kelurahan. Jumalah rumah yang terkena dampak berjumlah 1.400 rumah diantaranya 800 rumah yang tersebar pada delapan desa meliputi Gunung Maddeh, Panggung, Pekalongan, Pangilen, Pasean, Kemuning, Tanggumung, dan Banyumas.

Kemudian 600 rumah yang tersebar pada empat kelurahan yakni Delpenang, Rong Tengah, Gunung Sekar, dan Karang Dalem. Ketinggian air antara 70 sentimeter sampai 1 meter. Hal ini membuat warga memutuskan untuk mengungsi di tempat sanak saudara yang terbebas dari banjir.

Jumlah warga yang terkena dampak diantaranya 700 KK di desa panggung, 3000 KK desa gunung madeh kelurahan unung sekar, 1600 KK kelurahan dalpinang, 3000 KK di kelurahan rong tengah, 875 KK di desa banyumas kelurahan polagan.

Untuk saat ini akses jalan sampang-pamekasan terputus. Layanan yang telah dibuka saat ini dapur umum.

Data sementara terdapat 1 orang meninggal yang terseret arus telah ditemukan dan dievakuasi, serta 3 orang ibu hamil yang telah dievakuasi. Tanggap darurat dipimpin langsung oleh sekda.

Info terbaru
BANGKALAN - Banjir yang melanda di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur terus meluas dan membesar. Bila tadi subuh hanya tiga desa dan satu kelurahan yang terendam banjir, kini menjadi delapan desa dan empat kelurahan yang terkena banjir.

Sedikitnya ada 1.400 rumah warga terendam banjir. Adapun rinciannya 800 rumah yang terkena banjir tersebar pada delapan desa meliputi Gunung Maddeh, Panggung, Pekalongan, Pangilen, Pasean, Kemuning, Tanggumung, dan Banyumas.

24 kegunaan mengerikan coca cola

24 Kegunaan ‘mengerikan’ Coca-cola

24 Kegunaan mengerikan Coca-cola yang bikin hidupmu jadi lebih praktis. Daripada beli Coca-cola cuma buat diminum, manfaatkan untuk hal yang lain dong.

Siapa sih yang gak tahu Coca-cola?Hampir 96% penduduk dunia tahu Coca-cola gak cuma minum lho! Banyak banget hal luar biasa lain yang bisa kamu lakukan dengan minuman bersoda ini.

Inilah 24 Kegunaan Praktis Coca-cola Yang Bisa Bikin Kita Kaget!

24. Membersihkan bagian dalam kloset.
Tuangkan Coca-cola, lalu diamkan selama 1 jam. Lalu siram.

23. Pengen bajumu bersih dari noda bandel dan bau gak sedap? bilas aja dengan Coca-cola dicampur dengan detergen.k

22. Butuh pembersih kaca? cukup gunakan Coca-cola, tuangkan ke botol semprot, dan kamu udah punya pembersih kaca serbaguna.

21. Kamu juga bisa mengendurkan baut yang berkarat dengan Coca-cola.

20. Hilangkan karat dengan kain yang sudah direndam oleh Coca-cola.

19. Garasi mobilmu banyak bekas oli? Tuangkan Coca-cola di atasnya, lalu bilas. sekarang lantai garasimu bisa bersih seperti semula.

18. Gunakan Coca-cola Untuk Menbunuh siput.

17. Kesulitan bersihin panci gosong? Siram aja dengan Coca-cola

16. Ada kerak bandel di ketel? rendam aja dengan Coca-cola.

15. Kalo akimu ngadat, mungkin sambungan elektrodanya kotor. bersihkan aja pake Coca-cola.

14. Bisa juga buat membersihkan mesin mobil.

13. Pengen duit recehmu kinclong? Rendam dengan Coca-cola.

12. Kalau ubin di rumahmu kotor, cukup tuangkan Coca-cola, diamkan selama beberapa menit, lalu bersihkan.

11. Untuk yang ini, kayaknya gak penting banget, tapi kamu bisa melarutkan gigi di dalam Coca-cola! Letakkan gigi dalam wadah tertentu, lalu diamkan untuk waktu yang lama.

10. Rambut kena permen karet lengket, supaya lepas, letakkan rambut yang kena permen karet kedalam mangkok berisi Coca-cola. Diamkan dalam beberapa menit dan bersihkan.

9. Kamu juga bisa pake Coca-cola buat melunturkan atau menghapus semiran rambut lho.

8. Menghilangkan noda di porselen kesayangan.

7. Bersihkan noda karat di kolom renang dengan menuangkan botol 2 liter di dalamnya.

6. Karpet di rumah kecoret spidol? usap Coca-cola ke daerah bernoda, gosok, dan gunakan sabun untuk menghilangkan noda.

5. Gunakan Coca-cola dan aluminium foil supaya lapisan chrome jadi kinclong lagi.

4. Dapat digunakan untuk melepas cat di benda logam dengan menggunakan Coca-cola. Rendam handuk itu dan biarkan sebentar, lalu kelupas catnya.

3. Coca-cola juga bisa mengusir tawon dan lebah. tuangkan Coca-cola ke dalam gelas kecil dan letakkan di luar selama satu jam sebelum piknik atau camping di sekitar tempatmu.

2. Supaya lebih terkesan jadul, kamu bisa gunakan Coca-cola ke kertas-kertas jadul. oles dengan Coca-cola, lalu diamkan hingga kering.

1. Supaya BBQ mu penuh rasa dan kelezatan, kamu juga bisa membuat saus baru yang enak dari Coca-cola. Campurka Coca-cola dan saus lalu oleskan ke atas daging.Masih mau beli Coca-cola cuma buat diminum? Pikir lagi yaa❗❗

@newsupdate

Share biar banyak yang tahu!

Cinta orang sholeh

Syaikh Muhammad bin Muhammad Al-Mukhtar As-Syinqity pernah mengatakan:

"Bila engkau mendapati bahwa dirimu mencintai orang-orang sholeh, merasa tentram berada disamping mereka, maka ketahuilah, itu adalah pertanda keimananmu".
Catatan:

Memang.. Aku bukan mereka..

Aku hanya seonggok daging yang seringkali terjatuh..

Hanya si pandir yang seringkali pongah..

Namun sebuah harap terus terucap..

Semoga rasa cinta pada mereka membawaku kedalam kafilah sholihin.

Seindah harapan Imam Syafi'i dalam sajak-sajak indahnya:

"Aku mencintai orang-orang sholeh meskipun aku bukan termasuk di antara mereka.

Semoga bersama mereka, kelak aku bisa mendapatkan syafa'at."

Aku membenci para pelaku maksiat, meskipun aku tak berbeda dengan mereka."

Dan aku membenci orang yang membuang-buang usianya dalam kesia-siaan, walaupun aku sendiri adalah orang yang banyak menyia-nyiakan usia."

Semoga. ..

(Ustadz Aan Chandra Thalib)

💬 Share yuk mudah2an teman anda mendapat faedah ilmu dari status yg anda bagikan dan menjadi pembuka pintu amal kebaikan bagi anda.. aamiin
_________________________

✅ FB : inspirasi indonesia
Http://kakecho.blogspot.com/

Kisah kopi di dinding

Semangat pagi sahabat kak echo.. semoga menginspirasi indonesiakopi di dinding
KOPI di DINDING
Sepasang wisatawan asyik menikmati kopi di sebuah kafe terkenal di Venesia, Italia. Tak lama kemudian, datanglah seorang pria paruh baya, duduk di salah satu meja kosong. Ia memanggil pramusaji dan memesan,“Kopi 2 cangkir. Yang 1 utk di dinding”.
Wisatawan merasa heran mendengar kalimat tersebut. Apalagi sang pria kemudian hanya disuguhi 1 cangkir kopi, namun ia membayar utk 2 cangkir.
Segera setelah pria tersebut pergi, si pramusaji menempelkan selembar kertas kecil bertuliskan "Segelas Kopi" di dinding kafe.
Suasana kafe kembali hening. Tak lama kemudian masuklah dua orang pria. Kedua pria tersebut pesan 3 cangkir kopi. Dua cangkir di meja, satu lagi utk di dinding. Mereka membayar tiga cangkir kopi sebelum pergi.
Lagi-lagi setelah itu pramusaji melakukan hal yg sama, menempelkan kertas bertulis "Segelas Kopi" di dinding.
Pemandangan aneh di kafe sore itu membuat wisatawan heran. Mereka meninggalkan kafe dg menyimpan pertanyaan atas kejadian ganjil yg disaksikannya, namun tidak sempat mengajukan pertanyaan, apa maksud kopi di dinding.
Minggu berikutnya, mereka mampir kembali di kafe yg sama. Mereka melihat, seseorang lelaki tua masuk ke dalam kafe. Pakaiannya kumal dan kotor. Setelah duduk ia melihat ke dinding dan berkata kepada pelayan, “Satu cangkir kopi dr dinding".
Pramusaji segera menyuguhkan segelas kopi. Setelah menghabiskan kopinya, lelaki lusuh tadi lantas pergi tanpa membayar. Tampak si pramusaji menarik satu lembar kertas dr dinding tersebut lalu membuangnya ke tempat sampah.
Pertanyaan wisatawan itu terjawab sudah. Begini rupanya cara penduduk kota ini menolong sesamanya yg kurang beruntung dengan tetap  menaruh respek kepada orang yg ditolongnya. Kaum papa bisa menikmati secangkir kopi tanpa perlu merendahkan harga diri utk mengemis secangkir kopi. Bahkan mereka pun tidak perlu tahu siapa yang “mentraktirnya”. Suatu tatanan hidup bermasyarakat yg amat menyentuh, dan mengharukan.

kita tidak bisa hidup lebih baik tanpa memberi dan menerima cinta, perhatian, dan bantuan dr orang lain.
Secangkir kopi di dinding adalah wujud cinta yang ikhlas kepada kaum papa, tanpa menyikapi kaum papa dengan cara arogan: aku memberi kepadamu.
Tidak penting seberapa banyak kita sdh memberi. Lebih penting adalah bagaimana kita memberi.

Dino iku ono pitu

JARENE WONG JOWO DINO IKU ONO PITU

Dino iku ono 7 (pitu):
Maksudte PITU ugo bisa kanggo PITUTUR, PITUDUH, PITULUNGAN, PITUNGKAS, monggo sareng2 disimak nggih?

1. SENEN: tegese ojo boSEN marang uNEN²
(unen² Wong Jowo seng kang bisa kanggo tuntunan marang kauripan)

2. SELOSO: SElakno NGAMAL MARANG SOPO²
(wong ngamal iku ora pilih², ora pandang wonge sopo)

3. REBO: KEREPO SINAU BEN ORA BODHO
(mumpung isih urip ditlateni anggone luru ilmu, mergo ngaji iku penting, ojo sing penting ngaji)

4. KEMIS: LUWIH BECIK MINGKEM TINIMBANG LAMIS
(ojo podho ngumbar omongan kelawan wong liyo. Luwih² ngrasani tonggo)

5 JUMAT: JUMBUHNO LELAKON KARO KEKAREPAN / NIAT
(yen nduwe niat/cita² kudu usaha ikhtiar dungo supoyo kekarepanne biso kaleksanan)

6. SABTU: INSAP -PO MARANG BARANG SENG WES KEWETU
(sak bejo bejane wong ngedan, isih luwih bejo wong kang eling kelawan waspodho)

7. MINGGU: MINGGIRO BARANG SENG OLO, LAKONONO BARANG SENG RAHAYU
(sing apik ayo podho dilakoni)

Bolehkah istri bekerja..

“Ayah, aku mau kerja!”
“Jangan, lah. Kamu di rumah saja. Istri itu di rumah tugasnya :)”
“Itu, tetangga kita, dia kerja!”
“Hehe …, dia itu guru, sayaang. Dia dibutuhkan banyak orang. Yang membutuhkan kamu tidak banyak. Hanya Ayah dan anak kita. Di rumah saja, ya.”
“Itu…, tetangga kita yang satunya, yang sekarang sudah pindah ke kampung sebelah, aku lihat dia kerja. Bukan guru. Tidak dibutuhkan banyak orang.”
“Nanti, tunggu Ayah meninggal dunia.”
“Apa-apaan sih?”
“Dia itu janda, sayaaaang. Suaminya meninggal satu setengah bulan yang lalu. Makanya dia kerja.”

“Tapi kebutuhan kita makin banyak, Ayah”
“Kan Ayah masih kerja, Ayah masih sehat, Ayah masih kuat. Akan Ayah usahakan, InsyaAllah.”
“Iya, aku tahu. Tapi penghasilan Ayah untuk saat ini tidaklah cukup.”
“Bukannya tidak cukup, tapi belum lebih.

Mengapa Ayah bilang begitu? Karena Allah pasti mencukupi. Lagi pula, kalau kamu kerja siapa yang jaga anak kita?”
“Kan ada Ibu! Pasti beliau tidak akan keberatan. Malah dengan sangat senang hati.”
“Istri Ayah yang Ayah cintai, dari perut sampai lahir, sampai sebelum Ayah bisa mengerjakan pekerjaan Ayah sendiri, segalanya menggunakan tenaga Ibu. Ayah belum ada pemberian yang sebanding dengan itu semua.
Sedikit pun belum terbalas jasanya. Dan Ayah yakin itu tak akan bisa. Setelah itu semua, apakah sekarang Ayah akan meminta Ibu untuk mengurus anak Ayah juga?”
“Bukan Ibumu, tapi Ibuku, Ayah?”
“Apa bedanya? Mereka berdua sama, Ibu kita. Mereka memang tidak akan keberatan. Tapi kita, kita ini akan jadi anak yang tegaan. Seolah-olah, kita ini tidak punya perasaan.”
“Jadi, kita harus bagaimana?”
“Istriku, takut tidak tercukupi akan rezeki adalah penghinaan kepada Allah. Jangan khawatir! Mintalah pada-Nya. Atau begini saja, Ayah ada ide! Tapi Ayah mau tanya dulu.”
“Apa, Ayah?”
“Apa alasan paling mendasar, yang membuat kamu ingin bekerja?”
“Ya untuk memperbaiki perekonomian kita, Ayah. Aku ingin membantumu dalam penghasilan. Untuk kita, keluarga kita.”
“Kalau memang begitu, kita buka usaha kecil saja di rumah. Misal sarapan pagi. Bubur ayam misalnya? Atau, bisnis online saja. Kamu yang jalani. Bagaimana? anak terurus, rumah terurus, Ayah terlayani, uang masuk terus, InsyaAllah. Keren, kan?”
“Suamiku sayang, aku tidak pandai berbisnis, tidak bisa jualan. Aku ini karyawati. Bakatku di sana. Aku harus keluar kalau ingin menambah penghasilan.”
“Tidak harus keluar. Tenang, masih ada solusi!”
“Apa?”
“Bukankah ada yang lima waktu? Bukankah ada Tahajud? Bukankah ada Dhuha? Bukankah ada sedekah? Bukankah ada puasa? Bukankah ada amalan-amalan lainnya? Allah itu Maha Kaya. Minta saja pada-Nya.”
“Iya, Ayah, aku tahu. Tapi itu semua harus ada ikhtiar nyata.”
“Kita ini partner, sayang. Ayahlah pelaksana
ikhtiarnya. Tugas kamu cukup itu. InsyaAllah jika menurut Allah baik, menurut-Nya kita pantas, kehidupan kita pasti akan berubah.”
“Tapi, Ayah?!”
“Ayah tanya lagi…, kamu ingin kita hidup kaya, apa berkah?”
“Aku ingin kita hidup kaya dan berkah.”
“Kalau begitu lakukan amalan-amalan tadi. InsyaAllah kaya dan berkah.”
“Kalau tidak kaya?”
“Kan masih berkah? Dan…, tahu apa yang terjadi padamu jika tetap istiqomah dengan itu?”
“Apa, Ayah?
“Pilihlah pintu surga yang mana saja yang kamu suka. Dan kamu, menjadi sebenar-benarnya perhiasan dunia.”
***
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang wanita (istri) itu telah melakukan shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga harga dirinya dan mentaati perintah suaminya, maka ia diundang di akhirat supaya masuk surga berdasarkan pintunya mana yang ia suka (sesuai pilihannya),” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani).
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah” [H.R. Muslim]

Peduli azzam siswa tk aba kedunggudel, ngawi

Moslem Charity Serahkan Donasi Rp. 10.000.000,- untuk Azzam

Solo (moslemcharity.com) - Moslem Charity serahkan donasi Rp. 10.000.000,- untuk ananda Azzam Syafa Alzena, balita penderita Leukemia yang mendiami Bangsal Melati 2/9e. Donasi yang menjadi amanah para Muhsinin ini diberikan langsung oleh dua Relawan Moslem Charity yang saat itu bertandang kepada keluarga Azzam.
Ucapan terimakasih pun disampaikan kepada pihak keluarga atas apa yang sudah diberikan. Pihak keluarga tidak pernah menyangka atas besarnya kepedulian masyarakat akan kondisi putranya.

"Terimakasih kepada para donatur yang sudah membantu, dan juga kepada Moslem Charity", ungkap Tri Lestari (30) sambil menggendong Azzam siswa tk aba kedunggudel, widodaren ngawi.

Setidaknya dengan donasi tersebut sudah cukup membantu keluarga untuk memenuhi kebutuhan harian selama berada di RSUD dr. Moewardi.

Lewati masa kritis

Di sela-sela obrolan kami, Tri Lestari mengungkapkan bahwa kedua mata Azzam sudah tidak bisa melihat lagi dengan baik. Hal itu terjadi semenjak awal-awal masuk RSUD dr. Moewardi. Kendati demikian, kondisi Azzam hingga kini sudah cukup membaik, setidaknya sudah melewati masa kritisnya.

"Paling tidak sudah melewati masa kritisnya pak. Kalau sekarang hanya kadang merasakan nyeri disini (red : mata)". Ujar Tri Lestari kepada Reporter moslemcharity.com.

"Kalau untuk Kemoterapi selama 2 tahun pak", tambah Tri Lestari

Miftahun Rahman (36) dan Tri Lestari nampak begitu tegar dan tenang dalam menghadapi ujian ini. Bahkan do'a tak henti-hentinya dipanjatkan untuk kebaikan sang buah hati.

Tercover BPJS

Saat Relawan moslemcharity.com berkunjung dan menanyakan perihal BPJS, pihak keluarga menyampaikan bahwa BPJS nya kini sudah aktif. Sehingga seluruh pembiayaan selama di RSUD sudah tercover semuanya. Hanya ada beberapa obat yang mereka beli dari luar RS, seperti obat sariawan.

Pihak keluarga pun sangat merasa terbantu dengan BPJS ini. Hal ini masih ditambah dengan bantuan yang datang dari berbagai pihak yang tidak henti-hentinya datang untuk menjenguk Azzam. Baik dari lembaga maupun perorangan yang hadir sekaligus memberikan bantuan berupa donasi.

Tak hanya dari dalam negeri, bantuan pun juga datang dari luar negeri. Pasalnya sosialisasi dilakukan melalui media sosial, sehingga informasi lebih cepat berkembang daripada dari mulut ke mulut.

Donasi diserahkan

Melihat informasi yang beredar begitu cepat dan juga banyaknya orang yang menghubungi Moslem Charity untuk memberikan donasi secara langsung, maka Yayasan Moslem Charity mengambil langkah untuk segera menyalurkan amanah dari para donatur tersebut.

Alhamdulillah, donasi sebesar Rp. 10.000.000,- pun diterima pihak keluarga dengan rasa syukur.

Besar harapan kita semua untuk kesembuhan adik kita, Azzam Syafa Alzena. Mudah-mudahan partisipasi dari berbagai pihak dapat membantu meringankan beban keluarga Azzam.

Note :
Sehubungan dengan banyaknya bantuan yang masuk dan tercovernya semua administrasi Rumah Sakit, maka sebagian donasi akan kita salurkan untuk program kesehatan yang lain. Hal ini dikarenakan masih ada Azzam-Azzam lain di luar yang membutuhkan uluran tangan. Sebagaimana pula hal ini sudah kita sampaikan di awal penggalangan donasi. Jazakumullahu khairan, baarakallahu fikum.

Jangan yang salah..

1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka kamu akan bahagia.
🌻2. Jangan menunggu kaya baru bersedekah, tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya.
🌻3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi.
🌻4. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah dengan orang lain! Maka kamu akan dipedulikan ….
🌻5. Jangan menunggu orang memahami kamu. baru kamu memahami dia, tâÞi pahamilah orangitu, maka orang itu paham dengan kamu.
🌻6. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis.tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.
🌻7. Jangan menunggu projek baru bekerja, tapi bekerjalah, maka projek akan menunggumu.
🌻8. Jangan menunggu dicintai baru mencintai, tapi belajarlah mencintai, maka kamu akan dicintai.
🌻9. Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang, tapi hiduplah dengan tenang. Percayalah bukan sekadar uang yang datang tapi juga rezeki yang lainnya.
🌻10. Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti, tapi bergeraklah, maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.
🌻11. Jangan menunggu sukses baru bersyukur tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu.
🌻12. Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah! Maka kamu pasti bisa!
🌻13. Jangan menunggu waktu luang tuk ber-Ibadah.
Tapi luangkan waktu tuk ber-Ibadah.
🌺Dan… Jangan menunggu lama lagi untuk membagikan tulisan ini kepada semua orang yang anda kenal.

Rejeki itu dari Allah

REZEKI Itu DATANG MENCARI SeseORANG

Banyak manusia merasa khawatir dalam mencari rezeki karunia Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Bahkan tidak sedikit dari mereka yang rela menggadaikan iman, kehormatan diri dan menghinakan martabatnya.

Kondisi dunia modern yang sarat persaingan dan pergulatan menuntut mereka untuk lebih berjibaku dalam mencari nafkah berupa karunia Tuhan.

Betapa banyak setiap pagi hari di belahan bumi manapun didapati wajah-wajah penuh ketegangan dan kepanikan yang memancarkan rona khawatir dalam mengais rezeki di pagi hari.
Seolah mereka tiada memiliki Tuhan yang Maha Kaya Yang Mampu menjamin rezeki setiap hambaNya. Dialah Allah, Ar Razzaq Sang Pemberi Rezeki.

Hal yang sering luput dari diri manusia zaman modern ini adalah keimanan dan keyakinan bahwa Allah Ta'ala telah menjamin rezeki dan nafkah setiap hambaNya. Karena keyakinan ini semakin memudar, maka setiap individu bergulat dan berkutat dalam kehidupan dunia demi memenuhi kebutuhan hidup belaka

Dalam kitab Mirqaat al Mafatiih terdapat kutipan pernyataan Al Qusyairi yang mengatakan, “Seseorang yang mengetahui bahwa Allah itu adalah Sang Pemberi Rezeki, berarti ia telah menyandarkan tujuan kepadaNya dan mendekatkan diri dengan terus bertawakal kepadaNya.”

Pernyataan Al Qusyairi ini penting untuk dipahami bahwa memang kunci mendapatkan rezeki adalah dengan mendatangi Sang Pemilik rezeki yaitu Ar Razzaq! Sebab dengan mendatanginya maka segala kebutuhan akan terpenuhi.

Apakah kita belum pernah mendengar hadits yang amat masyhur ini:

"Hai manusia, jika dari generasi pertama sampai terakhir, baik jin dan manusia berkumpul dalam satu tempat untuk meminta kepadaKu, lalu masing-masing orang meminta untuk dipenuhi kebutuhannya, niscaya hal tersebut tidak mengurangi sedikit pun dari kekuasaanKu, kecuali hanya seperti jarum yang dicelupkan di laut." (HR. Muslim)

“Sesungguhnya rezeki itu akan mecari seseorang dan bergerak lebih cepat daripada ajalnya.” (HR. Thabrani)

Dan manusia tak akan mati sebelum rizqinya disempurnakan oleh Allah...

Semoga Allah memberi dan melimpahkan keberkahan rizqi, ilmu, usia, anak, keluarga, tetangga, kampung ataupun kota bahkan negeri kita ini, dan negara2 di seluruh alam... Aamiin. .

Wallahu a'lam

Semoga Bermanfaat
BaarakAllahu fiikum

Barokah

APA ITU " BAROKAH"  ?

Barokah adalah kata yg  diinginkan oleh hampir semua hamba yg beriman, karenanya orang akan mendapat limpahan kebaikan dalam hidup.

Barokah bukanlah cukup & mencukupi saja, tapi barokah ialah  ketaatanmu kepada الله dg segala keadaan yg ada, baik berlimpah atau sebaliknya.

Barokah itu: "albarokatu tuziidukum fi thoah" ~ barokah menambah taatmu kepada الله.

Hidup yg barokah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru barokah sebagaimana Nabi Ayyub عليه السلام, sakitnya menambah taatnya kepada الله.

Barokah itu tak selalu panjang umur, ada yg umurnya pendek tapi dahsyat taatnya layaknya Musab ibn Umair.

Tanah yg barokah itu bukan karena subur & panoramanya indah, karena tanah yg tandus seperti Makkah punya keutamaan di hadapan الله tiada yg menandingi.

Makanan barokah itu bukan yg komposisi gizinya lengkap, tapi makanan itu mampu mendorong pemakannya menjadi lebih taat setelah makan.

Ilmu yg barokah itu bukan yg banyak riwayat & catatan kakinya, tapi yg barokah ialah yg mampu menjadikan seorang meneteskan keringat & darahnya dalam beramal & berjuang untuk agama الله.

Penghasilan barokah juga bukan gaji yg besar & bertambah, tapi sejauh mana ia bisa jadi jalan rizqi bagi yg lainnya & semakin banyak orang yg terbantu dg penghasilan tersebut.

Anak² yg barokah bukanlah saat kecil mereka lucu & imut atau setelah dewasa mereka sukses bergelar & mempunyai pekerjaan & jabatan hebat, tapi anak yg barokah ialah yg senantiasa taat kepada Rabb-Nya & kelak di antara mereka ada yg lebih shalih & tak henti²nya mendo'akan kedua Orang tuanya.

Semoga segala aktifitas kita hari ini  barokah بَارَكَ اللهُ فِيْك
Silakan share kepada yg lain jika dirasa ilmu ini brmanfaat.:)  Barang siapa yg mengajarkan satu ilmu dan org tsb mengamalkannya maka pahala bagi org yg memberikan ilmu tsb tanpa mengurangi pahala org yg mengamalkan ilmu tsb.(HR.Bukhori Muslim)

Lgbt itu penyakit

1. kalau cowok ya jadi cowok aja, kalau cewek ya jadi cewek aja | jangan tengah-tengah, nggak jelas jadinya, nggak baik jadinya
2. cowok ya nafsunya sama cewek, kalo cewek ya nafsunya sama cowok | jangan dibalik, lha itu penyimpangan dari fitrah, yang nyimpang, rusak
3. namanya homo, lesbi, banci, itu ya menyimpang, penyakit menular | bentukan lewat kebiasaan, habits, ada kaderisasinya, berbahaya
4. jangan percaya kalau ada yang bilang homo, lesbi, banci, itu gen | kesimpulan prematur itu, lha banyak penelitian justru kebalikannya
5. perilaku gitu itu bukan keturunan dari gen, tapi penyimpangan | namanya penyimpangan, ya lebih banyak ditentukan lingkungan
6. nggak jelasnya pendidikan, penentuan seksualitas di rumah | ditambah maraknya promosi homo, lesbi, banci ini, jadilah menyimpang
7. jangan salah, kita nggak pernah benci orangnya, mereka korban | justru kita kasitau ini penyimpangan, supaya bisa diluruskan, taubat
8. homo, lesbi, banci itu penyakit dan bisa disembuhkan | langkah pertama, menerima dan menyadari, lalu mau sembuh
9. tapi sekarang, kaum liberal, dan perusak ummat, malah melegitimasi | jadilah kaum menyimpang ini malah dapat pembenaran atas kesalahan
10. lebih parah lagi, perilaku menyimpang ini dianggap wajar | lalu dipromosikan, hingga ini bukan lagi menular, tapi sudah jadi wabah
11. orangtua nih berperan paling penting, imunnya di ayah dan ibu | itulah kenapa ibu itu lebih baik nongkrongin anak-anaknya dirumah
12. didik anak-anaknya, menjelaskan orientasi seksual dengan benar | bukan sibuk diluar lalu anaknya cari tau dari yang lain, yang salah
13. juga perilaku ayah yang contohin, gimana sih jadi laki-laki sejati itu | menjadi teladan dan hero bagi anak-anaknya, bukan hanya induk
14. yang jelas, homo, lesbi, banci, dan temen-temennya ini, penyakit | dan jelas penyakit menular, ini dulu yang harus dipahami sama kita
15. lebih jelas lagi, Allah melarang perilaku menyimpang itu | dan apa yang Allah sampaikan, pastilah kebenaran

Kampus kehidupan

KAMPUS KEHIDUPAN

Seorang lelaki yang sedang dirundung kesedihan datang menemui Sayidina Ali bin Abi Tholib,
ia pun berkata,
“Wahai Amirul Mukminin, aku datang kepadamu karena aku sudah tidak mampu lagi menahan beban kesedihanku.”

Sayidina Ali menjawab, “Aku akan bertanya dua pertanyaan dan jawablah !”

Lelaki itu berkata,
“Ya, tanyakanlah !”

“Apakah engkau datang ke dunia bersama dengan masalah-masalah ini?”
kata Ali bin Abi Tholib

“Tentu tidak” jawabnya.

“Lalu apakah kau akan meninggalkan dunia dengan membawa masalah-masalah ini?” tanya sy Ali bin Abi Tholib
“Tidak juga” jawabnya.

Lalu Sayidina Ali berkata,
“Lalu mengapa kau harus bersedih atas apa yang tidak kau bawa saat datang dan tidak mengikutimu saat kau pergi?”
“Seharusnya hal ini tidak membuatmu bersedih seperti ini.
Bersabarlah atas urusan dunia..
Jadikanlah pandanganmu ke langit lebih panjang dari pandanganmu ke bumi dan kau pun akan mendapat apa yang kau inginkan….
Tersenyumlah !
karena rizkimu telah dibagi dan urusan hidupmu telah diatur….
Urusan dunia tidak layak untuk membuatmu bersedih semacam ini karena semuanya ada di tangan
Yang Maha Hidup dan Maha Mengatur….”

Kemudian Sayidina Ali bin Abi tholib meneruskan ungkapannya,
“Seorang mukmin (orang yang beriman) hidup dalam dua hal, yaitu kesulitan dan kemudahan. Keduanya adalah "Nikmat" jika ia sadari (mau mengambil pelajaran dari setiap ujian)
Dibalik kemudahan ada rasa syukur.
Sementara Allah berfirman,
“Allah akan Memberi balasan (di dunia dan di akhirat) kepada orang yang bersyukur”
(QS.Ali Imran: 144)
Dan dibalik kesulitan ada kesabaran.
Allah berfirman,
“Hanya orang-orang yang bersabarlah, yang disempurnakan pahalanya (di dunia dan di akhirat) tanpa batas.”
(QS.Az-Zumar: 10).

Keluarga tanpa ayah

KELUARGA &  PARENTING.

📝 Pemateri: Ustadz BENDRI JAISYURRAHMAN

📋   NEGERI TANPA AYAH

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁🌸

1| Jika memiliki anak sudah ngaku-ngaku jadi AYAH, maka sama anehnya dengan orang yang punya bola ngaku-ngaku jadi pemain bola

2| AYAH itu gelar untuk lelaki yg mau dan pandai mengasuh anak bukan sekedar 'membuat' anak

3| Jika AYAH mau terlibat mengasuh anak bersama ibu, maka separuh permasalahan negeri ini teratasi

4| AYAH yang tugasnya cuma ngasih uang, menyamakan dirinya dengan mesin ATM. Didatangi saat anak butuh saja

5| Akibat hilangnya fungsi tarbiyah dari AYAH, maka banyak AYAH yg tidak tahu kapan anak lelakinya pertama kali mimpi basah

6| Sementara anak dituntut sholat shubuh padahal ia dalam keadaan junub. Sholatnya tidak sah. Dimana tanggung jawab AYAH ?

7| Jika ada anak durhaka, tentu ada juga AYAH durhaka. Ini istilah dari umar bin khattab

8| AYAH durhaka bukan yg bisa dikutuk jadi batu oleh anaknya. Tetapi AYAH yg menuntut anaknya shalih dan shalihah namun tak memberikan hak anak di masa kecilnya

9| AYAH ingin didoakan masuk surga oleh anaknya, tapi tak pernah berdoa untuk anaknya

10| AYAH ingin dimuliakan oleh anaknya tapi tak mau memuliakan anaknya

11| Negeri ini hampir kehilangan AYAH. Semua pengajar anak di usia dini diisi oleh kaum ibu. Pantaslah negeri kita dicap fatherless country

12| Padahal keberanian, kemandirian dan ketegasan harus diajarkan di usia dini. Dimana AYAH sang pengajar utama ?

13| Dunia AYAH saat ini hanyalah Kotak. Yakni koran, televisi dan komputer. AYAH malu untuk mengasuh anak apalagi jika masih bayi

14| Banyak anak yg sudah merasa yatim sebelum waktunya sebab AYAH dirasakan tak hadir dalam kehidupannya

15| Semangat quran mengenai pengasuhan justru mengedepankan AYAH sebagai tokoh. Kita kenal Lukman, Ibrahim, Ya'qub, Imron. Mereka adalah contoh AYAH yg peduli

16| Ibnul Qoyyim dalam kitab tuhfatul maudud berkata: Jika terjadi kerusakan pada anak penyebab utamanya adalah AYAH

17| Ingatlah! Seorang anak bernasab kepada AYAHnya bukan ibu. Nasab yg merujuk pada anak menunjukkan kepada siapa Allah meminta pertanggungjawaban kelak

18| Rasulullah yg mulia sejak kecil ditinggal mati oleh AYAHnya. Tapi nilai-nilai keAYAHan tak pernah hilang didapat dari sosok kakek dan pamannya

19| Nabi Ibrahim adalah AYAH yg super sibuk. Jarang pulang. Tapi dia tetap bisa mengasuh anak meski dari jauh. Terbukti 2 anaknya menjadi nabi

20| Generasi sahabat menjadi generasi gemilang karena AYAH amat terlibat dalam mengasuh anak bersama ibu. Mereka digelari umat terbaik.

21| Di dalam quran ternyata terdapat 17 dialog pengasuhan. 14 diantaranya yaitu antara AYAH dan anak. Ternyata AYAH lebih banyak disebut

22| Mari ajak AYAH untuk terlibat dalam pengasuhan baik di rumah, sekolah dan masjid

23| Harus ada sosok AYAH yg mau jadi guru TK dan TPA. Agar anak kita belajar kisah Umar yg tegas secara benar dan tepat. Bukan ibu yg berkisah tapi AYAH

24| AYAH pengasuh harus hadir di masjid. Agar anak merasa tentram berlama-lama di dalamnya. Bukan was was atau merasa terancam dengan hardikan

25| Jadikan anak terhormat di masjid. Agar ia menjadi generasi masjid. Dan AYAH yang membantunya merasa nyaman di masjid

26| Ibu memang madrasah pertama seorang anak. Dan AYAH yang menjadi kepala sekolahnya

27| AYAH kepala sekolah bertugas menentukan visi pengasuhan bagi anak sekaligus mengevaluasinya. Selain juga membuat nyaman suasana sekolah yakni ibunya

28| Jika AYAH hanya mengurusi TV rusak, keran hilang, genteng bocor di dalam rumah, ini bukan AYAH 'kepala sekolah' tapi AYAH 'penjaga sekolah'

29| Ibarat burung yang punya dua sayap. Anak membutuhkan kedua-duanya untuk terbang tinggi ke angkasa. Kedua sayap itu adalah AYAH dan ibunya

30| Ibu mengasah kepekaan rasa, AYAH memberi makna terhadap logika. Kedua-duanya dibutuhkan oleh anak

31| Jika ibu tak ada, anak jadi kering cinta. Jika AYAH tak ada, anak tak punya kecerdasan logika

32| AYAH mengajarkan anak menjadi pemimpin yg tegas. Ibu membimbingnya menjadi pemimpin yg peduli. Tegas dan peduli itu sikap utama

33| Hak anak adalah mendapatkan pengasuh yg lengkap. AYAH terlibat, ibu apalagi

34| Mari penuhi hak anak untuk melibatkan AYAH dalam pengasuhan. Semoga negeri ini tak lagi kehilangan AYAH

35| Silahkan share jika berkenan agar makin banyak AYAH yang peduli dengan urusan pengasuhan.

Salam bahagia
(bendri jaisyurrahman, Twitter @ajobendri)

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁🌹

Dipersembahkan:
www.kakecho.blogspot.com

Pesan kepada anak gadis

Pesan seorang Ayah kepada anak gadisnya..

Duhai anakku,
kemarin aku bertemu teman temanku,
Mereka dgn bangga menceritakan anak2nya yg baru selesai S3,

ada yg baru saja datang ke wisuda anaknya di melbourne,
ada yg bangga krn anak semata wayangnya sdh menjadi dokter,
ada yg bangga karena anaknya jadi direktur dan manajer,
ada yg bangga karena anaknya menjadi pemenang cover girl,
ada yg bangga karena anaknya menjabat asisten manager,
ada yg bangga karena anaknya menjadi fashion designer,

ayah hanya mampu tersenyum dan mengucap selamat pd mereka semua,

Bukan karena ayah iri ataupun kecewa, bukan pula karena ayah ingin berada di posisi mereka, melainkan karena ayah bangga memiliki putri seperti dirimu...
Yang hatinya tak pernah terpaut oleh dunia,
Yang matanya tak pernah tergiur oleh emas mutiara,
Yang pribadinya ayah doakan mampu menjadi anak sholihah.

ayah tak pernah memintamu utk mampu menjadi mereka,
atau bahkan melebihi mereka, krn ayah sadar kebahagiaan dunia takkan membahagiakan selamanya, cukuplah menjadi putri yg slalu ayah cinta.
Dengan kesederhaan dan hijab syar'inya,
Dengan ketaatanmu kepada Allah semata,
Dengan ketaatanmu kelak pada suamimu saja,

Cukuplah tutup auratmu,
Cukuplah jadikan Al-qur'an sebagai teman hidupmu,
Cukuplah doamu slalu untukku,

Duhai putriku,,,
Cukup jadilah wasilah untukku dan ibumu meraih Jannah Allah, tak perlulah kaya terlalu berlebih di dunia, cukup mudahkan kami menuju syurga-Nya.

Maka ayah akan slalu bangga memilikimu,
Cukuplah ketaqwaanmu pada Rabbmu.
Mudahkanlah kami menuju syurga dengan akhlaqmu, jangan seret ayah dan ibumu ke neraka.

Sungguh.! ayah dan ibu lebih bangga bila melihatmu tumbuh menjadi wanita sholihah. sedang dunia dan rizeki yg lainnya semata mata bonus dari Alloh Ta'ala saja 🙏🏻🙏🏻

Kisah memuliakan islam

Kisah inspiratif
Suatu hari, Umar sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya, para sahabat sedang asyik mendiskusikan sesuatu.
Tiba-tiba datanglah 3 orang pemuda. Dua pemuda memegangi seorang pemuda lusuh yang diapit oleh mereka.
Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda yang ternyata kakak beradik itu berkata :
"Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin!"
"Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatan pemuda ini !".

Umar segera bangkit dan berkata :
"Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka, wahai anak muda?"
Pemuda lusuh itu menunduk sesal dan berkata :
"Benar, wahai Amirul Mukminin."
"Ceritakanlah kepada kami kejadiannya.", tukas Umar.
Pemuda lusuh itu kemudian memulai ceritanya :
"Aku datang dari pedalaman yang jauh, kaumku memercayakan aku untuk suatu urusan muammalah untuk kuselesaikan di kota ini. Sesampainya aku di kota ini, ku ikat untaku pada sebuah pohon kurma lalu kutinggalkan dia (unta). Begitu kembali, aku sangat terkejut melihat seorang laki-laki tua sedang menyembelih untaku, rupanya untaku terlepas dan merusak kebun yang menjadi milik laki-laki tua itu. Sungguh, aku sangat marah, segera ku cabut pedangku dan kubunuh ia (lelaki tua tadi). Ternyata ia adalah ayah dari kedua pemuda ini."
"Wahai, Amirul Mukminin, kau telah mendengar ceritanya, kami bisa mendatangkan saksi untuk itu.", sambung pemuda yang ayahnya terbunuh.
"Tegakkanlah had Allah atasnya!" timpal yang lain.
Umar tertegun dan bimbang mendengar cerita si pemuda lusuh.
"Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih lagi baik budinya. Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat", ujarnya.
"Izinkan aku, meminta kalian berdua memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan diyat (tebusan) atas kematian ayahmu", lanjut Umar.
"Maaf Amirul Mukminin," sergah kedua pemuda masih dengan mata marah menyala,
"Kami sangat menyayangi ayah kami, dan kami tidak akan ridha jika jiwa belum dibalas dengan jiwa".
Umar semakin bimbang, di hatinya telah tumbuh simpati kepada si pemuda lusuh yang dinilainya amanah, jujur, dan bertanggung jawab.
Tiba-tiba si pemuda lusuh berkata :
"Wahai Amirul Mukminin, tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah qishash atasku. Aku ridha dengan ketentuan Allah", ujarnya dengan tegas.
"Namun, izinkan aku menyelesaikan dulu urusan kaumku. Berilah aku tangguh 3 hari. Aku akan kembali untuk diqishash".
"Mana bisa begitu?", ujar kedua pemuda yang ayahnya terbunuh.
"Nak, tak punyakah kau kerabat atau kenalan untuk mengurus urusanmu?", tanya Umar.
"Sayangnya tidak ada, Amirul Mukminin".
"Bagaimana pendapatmu jika aku mati membawa hutang pertanggung jawaban kaumku bersamaku?", pemuda lusuh balik bertanya kepada Umar.
"Baik, aku akan memberimu waktu tiga hari. Tapi harus ada yang mau menjaminmu, agar kamu kembali untuk menepati janji." kata Umar.
"Aku tidak memiliki seorang kerabatpun di sini. Hanya Allah, hanya Allah-lah penjaminku wahai orang-orang beriman", rajuknya.

Tiba-tiba dari belakang kerumunan terdengar suara lantang :
"Jadikan aku penjaminnya, wahai Amirul Mukminin".
Ternyata Salman al-Farisi yang berkata.
"Salman?" hardik Umar marah.
"Kau belum mengenal pemuda ini, Demi Allah, jangan main-main dengan urusan ini".
"Perkenalanku dengannya sama dengan perkenalanmu dengannya, yaa, Umar. Dan aku mempercayainya sebagaimana engkau percaya padanya", jawab Salman tenang.
Akhirnya dengan berat hati, Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh. Pemuda itu pun pergi mengurus urusannya.

Hari pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda kedatangan si pemuda lusuh. Begitupun hari kedua. Orang-orang mulai bertanya-tanya apakah si pemuda akan kembali. Karena mudah saja jika si pemuda itu menghilang ke negeri yang jauh.
Hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda, dan mereka mulai mengkhawatirkan nasib Salman, salah satu sahabat Rasulullah S.A.W. yang paling utama.
Matahari hampir tenggelam, hari mulai berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggu kedatangan si pemuda lusuh. Umar berjalan mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya. Kedua pemuda yang menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh.
Akhirnya tiba waktunya penqishashan. Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju tempat eksekusi. Hadirin mulai terisak, karena menyaksikan orang hebat seperti Salman akan dikorbankan.
Tiba-tiba di kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok, jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu bangkit kembali.
”Itu dia!” teriak Umar.
“Dia datang menepati janjinya!”.
Dengan tubuhnya bersimbah peluh dan nafas tersengal-sengal, si pemuda itu ambruk di pangkuan Umar.
”Hh..hh.. maafkan.. maafkan.. aku, wahai Amirul Mukminin..” ujarnya dengan susah payah,
“Tak kukira... urusan kaumku... menyita... banyak... waktu...”.
”Kupacu... tungganganku... tanpa henti, hingga... ia sekarat di gurun... Terpaksa... kutinggalkan... lalu aku berlari dari sana..”
”Demi Allah”, ujar Umar menenanginya dan memberinya minum,
“Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang?” tanya Umar.
”Aku kembali agar jangan sampai ada yang mengatakan... di kalangan Muslimin... tak ada lagi ksatria... menepati janji...” jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.
Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru, lalu ia bertanya :
“Lalu kau, Salman, mengapa mau- maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?"
Kemudian Salman menjawab :
" Agar jangan sampai dikatakan, dikalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya”.

Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.
”Allahu Akbar!”, Tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak.
“Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara kami itu”.
Semua orang tersentak kaget.
“Kalian...” ujar Umar.
“Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..?” Umar semakin haru.
Kemudian dua pemuda menjawab dengan membahana :
”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya”.
”Allahu Akbar!” teriak hadirin.
Pecahlah tangis bahagia, haru dan sukacita oleh semua orang.
Subhanallah, alhamdulillah, Allahu Akbar!

Kisah ini disebut dalam kitab I'laam al-Naas Bi Ma Waqa'a Lil Bara, dinukil oleh Imam Shamsi Ali

Kisah memuliakan islam

Kisah inspiratif
Suatu hari, Umar sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya, para sahabat sedang asyik mendiskusikan sesuatu.
Tiba-tiba datanglah 3 orang pemuda. Dua pemuda memegangi seorang pemuda lusuh yang diapit oleh mereka.
Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda yang ternyata kakak beradik itu berkata :
"Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin!"
"Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatan pemuda ini !".
Umar segera bangkit dan berkata :
"Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka, wahai anak muda?"
Pemuda lusuh itu menunduk sesal dan berkata :
"Benar, wahai Amirul Mukminin."
"Ceritakanlah kepada kami kejadiannya.", tukas Umar.
Pemuda lusuh itu kemudian memulai ceritanya :
"Aku datang dari pedalaman yang jauh, kaumku memercayakan aku untuk suatu urusan muammalah untuk kuselesaikan di kota ini. Sesampainya aku di kota ini, ku ikat untaku pada sebuah pohon kurma lalu kutinggalkan dia (unta). Begitu kembali, aku sangat terkejut melihat seorang laki-laki tua sedang menyembelih untaku, rupanya untaku terlepas dan merusak kebun yang menjadi milik laki-laki tua itu. Sungguh, aku sangat marah, segera ku cabut pedangku dan kubunuh ia (lelaki tua tadi). Ternyata ia adalah ayah dari kedua pemuda ini."
"Wahai, Amirul Mukminin, kau telah mendengar ceritanya, kami bisa mendatangkan saksi untuk itu.", sambung pemuda yang ayahnya terbunuh.
"Tegakkanlah had Allah atasnya!" timpal yang lain.
Umar tertegun dan bimbang mendengar cerita si pemuda lusuh.
"Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih lagi baik budinya. Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat", ujarnya.
"Izinkan aku, meminta kalian berdua memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan diyat (tebusan) atas kematian ayahmu", lanjut Umar.
"Maaf Amirul Mukminin," sergah kedua pemuda masih dengan mata marah menyala,
"Kami sangat menyayangi ayah kami, dan kami tidak akan ridha jika jiwa belum dibalas dengan jiwa".
Umar semakin bimbang, di hatinya telah tumbuh simpati kepada si pemuda lusuh yang dinilainya amanah, jujur, dan bertanggung jawab.
Tiba-tiba si pemuda lusuh berkata :
"Wahai Amirul Mukminin, tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah qishash atasku. Aku ridha dengan ketentuan Allah", ujarnya dengan tegas.
"Namun, izinkan aku menyelesaikan dulu urusan kaumku. Berilah aku tangguh 3 hari. Aku akan kembali untuk diqishash".
"Mana bisa begitu?", ujar kedua pemuda yang ayahnya terbunuh.
"Nak, tak punyakah kau kerabat atau kenalan untuk mengurus urusanmu?", tanya Umar.
"Sayangnya tidak ada, Amirul Mukminin".
"Bagaimana pendapatmu jika aku mati membawa hutang pertanggung jawaban kaumku bersamaku?", pemuda lusuh balik bertanya kepada Umar.
"Baik, aku akan memberimu waktu tiga hari. Tapi harus ada yang mau menjaminmu, agar kamu kembali untuk menepati janji." kata Umar.
"Aku tidak memiliki seorang kerabatpun di sini. Hanya Allah, hanya Allah-lah penjaminku wahai orang-orang beriman", rajuknya.
Tiba-tiba dari belakang kerumunan terdengar suara lantang :
"Jadikan aku penjaminnya, wahai Amirul Mukminin".
Ternyata Salman al-Farisi yang berkata.
"Salman?" hardik Umar marah.
"Kau belum mengenal pemuda ini, Demi Allah, jangan main-main dengan urusan ini".
"Perkenalanku dengannya sama dengan perkenalanmu dengannya, yaa, Umar. Dan aku mempercayainya sebagaimana engkau percaya padanya", jawab Salman tenang.
Akhirnya dengan berat hati, Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh. Pemuda itu pun pergi mengurus urusannya.
Hari pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda kedatangan si pemuda lusuh. Begitupun hari kedua. Orang-orang mulai bertanya-tanya apakah si pemuda akan kembali. Karena mudah saja jika si pemuda itu menghilang ke negeri yang jauh.
Hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda, dan mereka mulai mengkhawatirkan nasib Salman, salah satu sahabat Rasulullah S.A.W. yang paling utama.
Matahari hampir tenggelam, hari mulai berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggu kedatangan si pemuda lusuh. Umar berjalan mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya. Kedua pemuda yang menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh.
Akhirnya tiba waktunya penqishashan. Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju tempat eksekusi. Hadirin mulai terisak, karena menyaksikan orang hebat seperti Salman akan dikorbankan.
Tiba-tiba di kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok, jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu bangkit kembali.
”Itu dia!” teriak Umar.
“Dia datang menepati janjinya!”.
Dengan tubuhnya bersimbah peluh dan nafas tersengal-sengal, si pemuda itu ambruk di pangkuan Umar.
”Hh..hh.. maafkan.. maafkan.. aku, wahai Amirul Mukminin..” ujarnya dengan susah payah,
“Tak kukira... urusan kaumku... menyita... banyak... waktu...”.
”Kupacu... tungganganku... tanpa henti, hingga... ia sekarat di gurun... Terpaksa... kutinggalkan... lalu aku berlari dari sana..”
”Demi Allah”, ujar Umar menenanginya dan memberinya minum,
“Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang?” tanya Umar.
”Aku kembali agar jangan sampai ada yang mengatakan... di kalangan Muslimin... tak ada lagi ksatria... menepati janji...” jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.
Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru, lalu ia bertanya :
“Lalu kau, Salman, mengapa mau- maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?"
Kemudian Salman menjawab :
" Agar jangan sampai dikatakan, dikalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya”.
Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.
”Allahu Akbar!”, Tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak.
“Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara kami itu”.
Semua orang tersentak kaget.
“Kalian...” ujar Umar.
“Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..?” Umar semakin haru.
Kemudian dua pemuda menjawab dengan membahana :
”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya”.
”Allahu Akbar!” teriak hadirin.
Pecahlah tangis bahagia, haru dan sukacita oleh semua orang.
Subhanallah, alhamdulillah, Allahu Akbar!

Kisah ini disebut dalam kitab I'laam al-Naas Bi Ma Waqa'a Lil Bara, dinukil oleh Imam Shamsi Ali

Islamic valentine day

“Islamic Valentine Day”
EMHA AINUN NADJIB

JUDUL ini harus dikasih tanda petik di awal dan akhir, karena sesungguhnya itu istilah ngawur dari sudut apapun kecuali dari sisi iktikad baik tentang cinta kemanusiaan.

Islam bukan kostum drama, sinetron atau tayangan-tayangan teve Ramadhan. Islam itu substansi nilai, juga metodologi. Ia bisa memiliki kesamaan atau perjumpaan dengan berbagai macam substansi nilai dan metodologi lain, baik yang berasal dari “agama” lain, dari ilmu-ilmu sosial modern atau khasanah tradisi. Namun sebagai sebuah keseluruhan entitas, Islam hanya sama dengan Islam.

Bahkan Islam tidak sama dengan tafsir Islam. Tidak sama dengan pandangan pemeluknya yang berbagai-bagai tentang Islam. Islam tidak sama dengan Sunni, Syi’i, Muhammadiyah, NU, Hizbut Tahrir dan apapun saja aplikasi atas tafsir terhadap Islam. Islam yang sebenar-benarnya Islam adalah dan hanyalah Islam yang sejatinya dimaksudkan oleh Allah.

Semua pemeluk Islam berjuang dengan pandangan-pandangannya masing-masing mendekati sejatinya Islam. Sehingga tidak ada satu kelompok pun yang legal dan logis untuk mengklaim bahwa Islam yang benar adalah Islamnya kelompok ini atau itu. Kalau ada teman melakukan perjuangan “islamisasi”,
“dakwah Islam”, “syiar Islam”, bahkan perintisan pembentukan “Negara Islam Indonesia” — yang sesungguhnya mereka perjuangkan adalah Islamnya mereka masing-masing.

Dan Islamnya si A si B si C tidak bisa diklaim sebagai sama dengan Islamnya Allah sejatinya Islam. Demikianlah memang hakikat penciptaan Allah atas kehidupan. Sehingga Islam bertamu ke rumahmu tidak untuk memaksamu menerimanya. La ikraha fid-din. Tak ada paksaan dalam Agama, juga tak ada paksaan dalam menafsirkannya. Tafsir populer atas Islam bahkan bisa menggejala sampai ke tingkat pelecehan atas Islam itu sendiri.

Islam bisa hanya disobek-sobek, diambil salah satu sobekannya yang menarik bagi seseorang karena enak dan sesuai dengan seleranya. Islam bisa
diperlakukan hanya dengan diambil salah satu
unsurnya, demi mengamankan psikologi subyektif seseorang sesudah hidupnya ia penuhi dengan pelanggaran-pelanggaran terhadap Islam.

Islam bisa hanya diambil sebagai ikon untuk
mengkamuflase kekufuran, kemunafikan, kemalasan pengabdian, korupsi atau keculasan. Islam bisa dipakai untuk menipu diri, diambil satu faktor pragmatisnya saja: yang penting saya sudah tampak tidak kafir, sudah merasa diri bergabung dengan training shalat, sudah kelihatan di mata orang lain bahwa saya bagian dari orang yang mencari sorga, berdzikir, ingat keserakahan diri dan keserakahan itu bisa dihapus dengan beberapa titik air mata di tengah ribuan jamaah yang berpakaian putih-putih bagaikan pasukan Malaikat Jibril.

Sedemikian rupa sehingga kita selenggarakan dan lakukan berbagai formula dunia modern, industri liberal, mode show, pembuatan film, diskusi pengajian, yang penting dikasih kostum Islam.
Tentu saja tidak usah kita teruskan sampai tingkat menyelenggarakan tayangan “Gosip Islami”,
“Lokalisasi Pelacuran Islami”, “Peragaan Busana Renang Wanita Muslimah” atau pertandingan volley ball wanita Muslimah berkostum mukena putih-putih. Sampai kemudian dengan tolol dan ahistoris kita resmikan salah satu hari ganjil di tengah sepuluh hari terakhir Ramadhan sebagai Hari Valentine Islami….

Tapi sesungguhnya saya serius dengan makna Hari Kasih Sayang Islam versi Rasulullah Muhammad SAW. Fathu Makkah, yang diabadikan dalam AlQur’an sebagai Fathan Mubina, kemenangan yang nyata, terjadi pada Bulan Ramadhan, tepatnya pada tanggal 10 Ramadhan tahun ke-8 Hijriyah. Pasukan Islam dari Madinah merebut kembali kota Makkah. Diizinkan Allah memperoleh kemenangan besar. Ribuan tawanan musuh diberi amnesti massal….

Rasulullah berpidato kepada ribuan tawanan perang:
“…hadza laisa yaumil malhamah, walakinna hadza yaumul marhamah, wa antumut thulaqa….”. Wahai manusia, hari ini bukan hari pembantaian, melainkan hari ini adalah hari kasih sayang, dan kalian semua merdeka kembali ke keluarga kalian masing-masing.

Pasukan Islam mendengar pidato itu merasa shock juga. Berjuang hidup mati, diperhinakan, dilecehkan sekian lama, ketika kemenangan sudah di genggaman: malah musuh dibebaskan. Itu pun belum cukup.

Rasulullah memerintahkan pampasan perang,
berbagai harta benda dan ribuan onta, dibagikan kepada para tawanan.

Sementara pasukan Islam tidak memperoleh apa-apa. Sehingga mengeluh dan memproteslah sebagian pasukan Islam kepada Rasulullah. Mereka dikumpulkan dan Muhammad SAW bertanya: “Sudah berapa lama kalian bersahabat denganku?” Mereka menjawab: sekian tahun, sekian tahun…. “Selama kalian bersahabat denganku, apakah menurut hati kalian aku ini mencintai kalian atau tidak mencintai kalian?”

Tentu saja sangat mencintai. Rasulullah mengakhiri pertanyaannya: “Kalian memilih mendapatkan onta ataukah memilih cintaku kepada kalian?”
Menangislah mereka karena cinta Rasulullah kepada mereka tidak bisa dibandingkan bahkan dengan bumi dan langit. Tentu saja, andai kita berada di situ sebagai bagian dari pasukan Islam, kelihatannya kita menjawab agak berbeda: “Sudah pasti kami memilih cinta Rasulullah, tapi kalau boleh mbok ya juga diberi onta dan emas barang segram dua
gram…?”

Sumber : www.caknun.com

Mengapa ada pembenci?

Memang benar ucapan Ali bin Abu Thalib, "Tidak ada gunanya menjelaskan siapa dirimu, karena orang yang membenci takkan percaya, dan orang yang mencintai tak memerlukannya"

Yang namanya orang menuduh itu memang tak ada gunanya dijelaskan atau diklarifikasi, sebab dia sudah punya kesimpulan sendiri, dia bertanya hanya untuk menjatuhkan bukan mendapat keterangan, sebaiknya memang yang begini ditinggalkan saja

Yang namanya orang yang tak suka itu, ibarat mulut yang sariawan, diberikan seenak apapun makanan dia tetap tak suka, sebab masalahnya bukan pada makanannya tapi pada lidahnya yang sakit, yang begini didoakan saja

Yang namanya syaithan, targetnya membuat kita merasa lebih hebat dari yang lain, merasa lebih benar, merasa lebih beraqidah lurus, sedang selain kita, semuanya salah, semuanya bid'ah, semuanya sesat, sekali lagi doakan saja

Jalan dakwah ini memang berliku, hadangannya terjal, hambatannya banyak, dan bisa jadi bukan dari lawan ujian itu datang, tapi dari kawan. Ujian ukhuwah itu memang pada kawan, bukan lawan, istighfar saja, minta pada Allah keistiqamahan

Berdebat dengan yang berilmu, menang-kalah sama-sama menambah ilmu, tapi berdebat dengan yang tak berilmu, menang-kalah tetap saja maksiat yang didapat, alih-alih kebenaran, malah maksiat menanti sebab kita mungkin menyakiti orang

Tapi coba lihat diri kita sendiri, bila selama ini kita berbuat karena manusia, maka pujian manusia dan caciannya akan mempengaruhi diri kita. Tidak bila kita melakukan semua karena Allah, semua itu nothing, sebab Allah-lah semuanya

Jangan berhenti karena manusia, jangan berkarya karena manusia, bila dipuji kita bisa terjebak ujub dan riya, bila dicela kita jatuh dan patah arang. Lakukanlah karena Allah, jadilah yang terbaik dan berkaryalah agar manfaat kita yang dikenang

Jangan bosan memeluk, merangkul, berlembah lembut dengan saudaramu, karena Allah dan Rasul-Nya serius tentang surga yang disediakan bagi hamba-hamba-Nya yang saling mencintai karena keagungan-Nya

Uhibbukum fillah, saudara-saudaraku yang karena Allah kita meniti jalan dakwah ini, semoga untaian rasa ini jadi peneduh di hari yang tak ada teduhan selain teduhan dari-Nya

Kisah inspiratif guru

Kisah inspiratif guru

sebagai guru profesional dan berkepribadian ;

Tidak Ada Orang yang Tidak Memiliki Kompetensi

Dari kisah nyata seorang guru.Di suatu sekolah dasar, ada seorang guru yang selalu tulus mengajar dan selalu berusaha dengan sungguh-sungguh membuat suasana kelas yang baik untuk murid-muridnya.

Ketika guru itu menjadi wali kelas 5, seorang anak–salah satu murid di kelasnya– selalu berpakaian kotor dan acak-acakan. Anak ini malas, sering terlambat dan selalu mengantuk di kelas. Ketika semua murid yang lain mengacungkan tangan untuk menjawab kuis atau mengeluarkan pendapat, anak ini tak pernah sekalipun mengacungkan tangannya.

Guru itu mencoba berusaha, tapi ternyata tak pernah bisa menyukai anak ini. Dan entah sejak kapan, guru itu pun menjadi benci dan antipati terhadap anak ini. Di raport tengah semester, guru itu pun menulis apa adanya mengenai keburukan anak ini.

Suatu hari, tanpa disengaja, guru itu melihat catatan raport anak ini pada saat kelas 1. Di sana tertulis “Ceria, menyukai teman-temannya, ramah, bisa mengikuti pelajaran dengan baik, masa depannya penuh harapan,”

“..Ini pasti salah, ini pasti catatan raport anak lain….,” pikir guru itu sambil melanjutkan melihat catatan berikutnya raport anak ini.

Di catatan raport kelas 2 tertulis, “Kadang-kadang terlambat karena harus merawat ibunya yang sakit-sakitan,”

Di kelas 3 semester awal, “Sakit ibunya nampaknya semakin parah, mungkin terlalu letih merawat, jadi sering mengantuk di kelas,”

Di kelas 3 semester akhir, “Ibunya meninggal, anak ini sangat sedih terpukul dan kehilangan harapan,”

Di catatan raport kelas 4 tertulis, “Ayahnya seperti kehilangan semangat hidup, kadang-kadang melakukan tindakan kekerasan kepada anak ini,”

Terhentak guru itu oleh rasa pilu yang tiba-tiba menyesakkan dada. Dan tanpa disadari diapun meneteskan air mata, dia mencap memberi label anak ini sebagai pemalas, padahal si anak tengah berjuang bertahan dari nestapa yang begitu dalam…
Terbukalah mata dan hati guru itu. Selesai jam sekolah, guru itu menyapa si anak:
“Bu guru kerja sampai sore di sekolah, kamu juga bagaimana kalau belajar mengejar ketinggalan, kalau ada yang gak ngerti nanti Ibu ajarin,”

Untuk pertama kalinya si anak memberikan senyum di wajahnya.

Sejak saat itu, si anak belajar dengan sungguh-sungguh,

prepare dan

review dia lakukan dibangkunya di kelasnya.

Guru itu merasakan kebahagian yang tak terkira ketika si anak untuk pertama kalinya mengacungkan tanganya di kelas. Kepercayaan diri si anak kini mulai tumbuh lagi.

Di Kelas 6, guru itu tidak menjadi wali kelas si anak.

Ketika kelulusan tiba, guru itu mendapat selembar kartu dari si anak, di sana tertulis. “Bu guru baik sekali seperti Bunda, Bu guru adalah guru terbaik yang pernah aku temui.”

Enam tahun kemudian, kembali guru itu mendapat sebuah kartu pos dari si anak. Di sana tertulis, “Besok hari kelulusan SMA, Saya sangat bahagia mendapat wali kelas seperti Bu Guru waktu kelas 5 SD. Karena Bu Guru lah, saya bisa kembali belajar dan bersyukur saya mendapat beasiswa sekarang untuk melanjutkan sekolah ke kedokteran.”

Sepuluh tahun berlalu, kembali guru itu mendapatkan sebuah kartu. Di sana tertulis, “Saya menjadi dokter yang mengerti rasa syukur dan mengerti rasa sakit. Saya mengerti rasa syukur karena bertemu dengan Ibu guru dan saya mengerti rasa sakit karena saya pernah dipukul ayah,”

Kartu pos itu diakhiri dengan kalimat, “Saya selalu ingat Ibu guru saya waktu kelas 5. Bu guru seperti dikirim Tuhan untuk menyelamatkan saya ketika saya sedang jatuh waktu itu. Saya sekarang sudah dewasa dan bersyukur bisa sampai menjadi seorang dokter. Tetapi guru terbaik saya adalah guru wali kelas ketika saya kelas 5 SD.”

Setahun kemudian, kartu pos yang datang adalah surat undangan, di sana tertulis satu baris,

“mohon duduk di kursi Bunda di pernikahan saya,”

Guru pun tak kuasa menahan tangis haru dan bahagia.

Kisah umar bin khattab

Kisah Amirul Mukminin Umar bin Khattab

Suatu hari, Umar sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya, para sahabat sedang asyik mendiskusikan sesuatu.
Tiba-tiba datanglah 3 orang pemuda. Dua pemuda memegangi seorang pemuda lusuh yang diapit oleh mereka.

Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda yang ternyata kakak beradik itu berkata :
"Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin!"

"Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatan pemuda ini !".

Umar segera bangkit dan berkata :
"Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka, wahai anak muda?"

Pemuda lusuh itu menunduk sesal dan berkata :
"Benar, wahai Amirul Mukminin."

"Ceritakanlah kepada kami kejadiannya.", tukas Umar.

Pemuda lusuh itu kemudian memulai ceritanya :

"Aku datang dari pedalaman yang jauh, kaumku memercayakan aku untuk suatu urusan muammalah untuk kuselesaikan di kota ini. Sesampainya aku di kota ini, ku ikat untaku pada sebuah pohon kurma lalu kutinggalkan dia (unta). Begitu kembali, aku sangat terkejut melihat seorang laki-laki tua sedang menyembelih untaku, rupanya untaku terlepas dan merusak kebun yang menjadi milik laki-laki tua itu. Sungguh, aku sangat marah, segera ku cabut pedangku dan kubunuh ia (lelaki tua tadi). Ternyata ia adalah ayah dari kedua pemuda ini."

"Wahai, Amirul Mukminin, kau telah mendengar ceritanya, kami bisa mendatangkan saksi untuk itu.", sambung pemuda yang ayahnya terbunuh.

"Tegakkanlah had Allah atasnya!" timpal yang lain.

Umar tertegun dan bimbang mendengar cerita si pemuda lusuh.

"Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih lagi baik budinya. Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat", ujarnya.

"Izinkan aku, meminta kalian berdua memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan diyat (tebusan) atas kematian ayahmu", lanjut Umar.

"Maaf Amirul Mukminin," sergah kedua pemuda masih dengan mata marah menyala,
"Kami sangat menyayangi ayah kami, dan kami tidak akan ridha jika jiwa belum dibalas dengan jiwa".

Umar semakin bimbang, di hatinya telah tumbuh simpati kepada si pemuda lusuh yang dinilainya amanah, jujur, dan bertanggung jawab.

Tiba-tiba si pemuda lusuh berkata :
"Wahai Amirul Mukminin, tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah qishash atasku. Aku ridha dengan ketentuan Allah", ujarnya dengan tegas.

"Namun, izinkan aku menyelesaikan dulu urusan kaumku. Berilah aku tangguh 3 hari. Aku akan kembali untuk diqishash".

"Mana bisa begitu?", ujar kedua pemuda yang ayahnya terbunuh.

"Nak, tak punyakah kau kerabat atau kenalan untuk mengurus urusanmu?", tanya Umar.

"Sayangnya tidak ada, Amirul Mukminin".
"Bagaimana pendapatmu jika aku mati membawa hutang pertanggung jawaban kaumku bersamaku?", pemuda lusuh balik bertanya kepada Umar.

"Baik, aku akan memberimu waktu tiga hari. Tapi harus ada yang mau menjaminmu, agar kamu kembali untuk menepati janji." kata Umar.

"Aku tidak memiliki seorang kerabatpun di sini. Hanya Allah, hanya Allah-lah penjaminku wahai orang-orang beriman", rajuknya.

Tiba-tiba dari belakang kerumunan terdengar suara lantang :
"Jadikan aku penjaminnya, wahai Amirul Mukminin".

Ternyata Salman al-Farisi yang berkata.

"Salman?" hardik Umar marah.
"Kau belum mengenal pemuda ini, Demi Allah, jangan main-main dengan urusan ini".

"Perkenalanku dengannya sama dengan perkenalanmu dengannya, yaa, Umar. Dan aku mempercayainya sebagaimana engkau percaya padanya", jawab Salman tenang.

Akhirnya dengan berat hati, Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh. Pemuda itu pun pergi mengurus urusannya.

Hari pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda kedatangan si pemuda lusuh. Begitupun hari kedua. Orang-orang mulai bertanya-tanya apakah si pemuda akan kembali. Karena mudah saja jika si pemuda itu menghilang ke negeri yang jauh.

Hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda, dan mereka mulai mengkhawatirkan nasib Salman, salah satu sahabat Rasulullah S.A.W. yang paling utama.

Matahari hampir tenggelam, hari mulai berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggu kedatangan si pemuda lusuh. Umar berjalan mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya. Kedua pemuda yang menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh.

Akhirnya tiba waktunya penqishashan. Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju tempat eksekusi. Hadirin mulai terisak, karena menyaksikan orang hebat seperti Salman akan dikorbankan.

Tiba-tiba di kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok, jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu bangkit kembali.

”Itu dia!” teriak Umar.
“Dia datang menepati janjinya!”.

Dengan tubuhnya bersimbah peluh dan nafas tersengal-sengal, si pemuda itu ambruk di pangkuan Umar.

”Hh..hh.. maafkan.. maafkan.. aku, wahai Amirul Mukminin..” ujarnya dengan susah payah,
“Tak kukira... urusan kaumku... menyita... banyak... waktu...”.
”Kupacu... tungganganku... tanpa henti, hingga... ia sekarat di gurun... Terpaksa... kutinggalkan... lalu aku berlari dari sana..”

”Demi Allah”, ujar Umar menenanginya dan memberinya minum,

“Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang?” tanya Umar.

”Akun kembali agar jangan sampai ada yang mengatakan... di kalangan Muslimin... tak ada lagi ksatria... menepati janji...” jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.

Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru, lalu ia bertanya :
“Lalu kau, Salman, mengapa mau- maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?"

Kemudian Salman menjawab :
" Agar jangan sampai dikatakan, dikalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya”.

Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.

”Allahu Akbar!”, Tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak.

“Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara kami itu”.

Semua orang tersentak kaget.

“Kalian...” ujar Umar.
“Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..?” Umar semakin haru.

Kemudian dua pemuda menjawab dengan membahana :
”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya”.

”Allahu Akbar!” teriak hadirin.

Pecahlah tangis bahagia, haru dan sukacita oleh semua orang.

MasyaAllah..., saya bangga menjadi muslim bersama kita ksatria-ksatria muslim yang memuliakan al islam dengan berbagi pesan nasehatnya untuk berada dijalan-Nya..
Allahu Akbar…!

Kisah ini disebut dalam kitab I'laam al-Naas Bi Ma Waqa'a Lil Bara...

Pentingnya halal

Sehelai Rambutmu Lebih Mulia Dari Jubah Ulama

Suatu hari Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah dikunjungi seorang wanita yang ingin mengadu.

“Ustadz, saya adalah seorang ibu rumah tangga yang sudah lama ditinggal mati suami. Saya ini sangat miskin, sehingga untuk menghidupi anak-anak saya, saya merajut benang di malam hari, sementara siang hari saya gunakan untuk mengurus anak-anak saya dan menyambi sebagai buruh kasar di sela waktu yang ada.

Karena saya tak mampu membeli lampu, maka pekerjaan merajut itu saya lakukan apabila sedang terang bulan.”

Imam Ahmad rahimahullah menyimak dengan serius penuturan ibu tadi. Perasaannya miris mendengar ceritanya yang memprihatinkan.

Dia adalah seorang ulama besar yang kaya raya dan dermawan. Sebenarnya hatinya telah tergerak untuk memberi sedekah kepada wanita itu, namun ia urungkan dahulu karena wanita itu melanjutkan pengaduannya.

“Pada suatu hari, ada rombongan pejabat negara berkemah di depan rumah saya. Mereka menyalakan lampu yang jumlahnya amat banyak sehingga sinarnya terang benderang. Tanpa sepengetahuan mereka, saya segera merajut benang dengan memanfaatkan cahaya lampu-lampu itu.

Tetapi setelah selesai saya sulam, saya bimbang, apakah hasilnya halal atau haram kalau saya jual?

Bolehkah saya makan dari hasil penjualan itu?

Sebab, saya melakukan pekerjaan itu dengan diterangi lampu yang minyaknya dibeli dengan uang negara, dan tentu saja itu tidak lain adalah uang rakyat.”

Imam Ahmad rahimahullah terpesona dengan kemuliaan jiwa wanita itu. Ia begitu jujur, di tengah masyarakat yang bobrok akhlaknya dan hanya memikirkan kesenangan sendiri, tanpa peduli halal haram lagi.
Padahal jelas, wanita ini begitu miskin dan papa.

Maka dengan penuh rasa ingin tahu, Imam Ahmad rahimahullah bertanya, “Ibu, sebenarnya engkau ini siapa?”

Dengan suara serak karena penderitaannya yang berkepanjangan, wanita ini mengaku, “Saya ini adik perempuan Basyar Al-Hafi.”

Imam Ahmad rahimahullah makin terkejut.  Basyar Al-Hafi rahimahullah adalah Gubernur yang terkenal sangat adil dan dihormati rakyatnya semasa hidupnya. Rupanya, jabatannya yg tinggi tidak disalahgunakannya untuk kepentingan keluarga dan kerabatnya. Sampai-sampai adik kandungnya pun hidup dalam keadaan miskin.

Dengan menghela nafas berat, Imam Ahmad rahimahullah berkata,
“Pada masa kini, ketika orang-orang sibuk memupuk kekayaan dengan berbagai cara, bahkan dengan menggerogoti uang negara dan menipu serta membebani rakyat yang sudah miskin, ternyata masih ada wanita terhormat seperti engkau, ibu. Sungguh, sehelai rambutmu yang terurai dari sela-sela jilbabmu jauh lebih mulia dibanding dengan berlapis-lapis serban yang kupakai dan berlembar-lembar jubah yang dikenakan para ulama.

Subhanallah, sungguh mulianya engkau, hasil rajutan itu engkau haramkan? Padahal bagi kami itu tidak apa-apa, sebab yang engkau lakukan itu tidak merugikan keuangan negara…”

Kemudian Imam Ahmad rahimahullah melanjutkan, “Ibu, izinkan aku memberi penghormatan untukmu. Silahkan engkau meminta apa saja dariku, bahkan sebagian besar hartaku, niscaya akan kuberikan kepada wanita semulia engkau…”.

Diriwayatkan dari Abu Bakr Ash-Shiddiq, dari Rasulullah, beliau bersabda:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ جَسَدٌ غُذِيَ بِحَرَامٍ

“Tidak akan masuk ke dalam surga sebuah jasad yang diberi makan dengan yang haram.”
(Shahih Lighairihi, HR. Abu Ya’la, Al-Bazzar, Ath-Thabarani dalam kitab Al-Ausath dan Al-Baihaqi, dan sebagian sanadnya hasan. Shahih At-Targhib 2/150 no. 1730)

Mari Kita Cari Keberkahan 🙏

Filosofi sepeda

FILOSOFI BERSEPEDA

Bagi yang suka sepeda dan menjiwai, tahu benar akan cerita berikut:

Ada tanjakan ada turunan …

Saat sedang menanjak, janganlah terlalu bernafsu mencapai puncak … atur nafas, atur tenaga, konstankan putaran … supaya efektif mencapai puncak … dan konsentrasi tetap ada untuk menghadapi turunan …

Saat sedang menurun … janganlah kaget hingga terlalu cepat menarik rem … kamu akan terjungkal dan makin terpuruk …

Ikuti alur jalannya … seimbangkan remnya … ambil momentum putarannya … hingga saat kamu menanjak kamu tidak membuang tenaga …

Bersepeda itu bukan masalah jumlah kilometer … tapi lebih pada menikmati setiap kayuhan untuk mendapatkan tiap kilometer itu …

Begitupula kehidupan … Hidup menarik bukan karena jumlah umur, tapi bagaimana kita menikmati setiap detik untuk mendapatkan umur tersebut …

Bersepeda juga bukan masalah sepeda atau komponen yang ada di dalamnya … tapi bagaimana menggunakan sepeda dan komponen tersebut untuk mendapatkan perjalanan yang menarik … yang bisa kita nikmati, bisa kita ceritakan, bukan hanya menggunakan sepeda untuk kita banggakan harganya …

Begitu pula kehidupan … Kehidupan bukan masalah harta yang kita dapatkan, tapi bagaimana memaknai harga yang kita punya untuk membuat hidup kita lebih berharga secara batin, bukan hanya secara nominal …

Ada pepatah Jawa bilang, “urip kuwi golek jeneng … ojo golek jenang” …

Terjemahan bebasnya, “hidup itu cari nama bukan cari makan ...”, maksudnya hidup itu harus bermanfaat (bagi orang banyak) sehingga membuat nama yang baik, bukan hidup hanya cari harta, tapi tak membuat perbedaan apa-apa.

Sama dengan sepeda, buat apa punya sepeda kalau cerita yang kita punya hanya pada saat kita membelinya … bukan pada saat menaikinya … Bukankah menaikinya itu terlihat dan terasa lebih menarik …

“It is about the journey, not the destination …
Because life is a journey …”

comment