Responsive Banner design

Selamat datang

Bantu like bos...

Arsip Blog

Keyboard Paling Keren Di Dunia

1. Virtual Laser Keyboard: 

Keyboard virtual ini sebenarnya hanya laser emitor yang menciptakan pola cahaya dalam bentuk keyboard, dan kemudian mendeteksi gerakan jari-jari kita untuk menentukan apa yang anda ketik. 
http://www.didunia.net/


2. TechieTrends Wireless Flexible Keyboard: 

Keyboard fleksibel tanpa kabel produksi TechieTrends yg dapat digulung dan mudah dibawa kemana pun agan akan berpergian. 


3. Apple Wireless Keyboard 

Apple keyboard merupakan keyboard nirkabel yg ramping dan super tipis dan dibuat dari aluminium, dgn sifat responsif, low-profile serta konektivitas Bluetooth yg memungkinkan Agan untuk menggunakan keyboard dari seberang ruangan. 


4. Optimus Maximus Keyboard 

The Optimus adalah fitur keyboard high-end yg kecil, dgn penuh warna display OLED di setiap tombolnya yang dpt diprogram dgn label dan gambar kustom. 


5. Das Keyboard 

Keyboard ini pada dasarnya adalah keyboard standar, tapi ada satu perbedaan yg sangat penting, yaitu semua tombolnya tidak tercetak satupun huruf atau simbol alias kosong. 


6. Wrist-Mounted Keyboard 

Keyboard adalah keyboard yang melekat pada pergelangan tangan Agan dengan bantuan tali penyangganya sehingga Agan akan dapat mengetik pesan teks dng hanya satu tangan saja. 


7. Combimouse 

Ini adalah keyboard yang dibuat menjadi satu dengan mouse. Keybpard ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu, bagian kiri untuk stasioneri, dan bagian sebelah kanan dapat di ketik bersamaan dgn sebelah kiri dan bila digerakan akan berfungsi sbg mouse. 


8. Comfort Keyboard: 

Comfort Keyboard adalah serangkaian keyboard yg dapat disesuaikan secara ergonomis sesuai dgn sudut dan kontur pergelangan tangan sehingga tangan Agan akan bebas dari kondisi kelelahan. 


9. Apple Adjustable Keyboard 

Keyboard ini adalah pendahulu dari Comfort Keyboard, yg telah dirilis pada awal tahun 90-an. Fiturnya mudah diatur, dengan desain ergonomis untuk mengurangi kelelahan. 


10. Saitek Eclipse II Keyboard 

Keyboard dengan fitur yang licin, dan desain yg modern yg sepenuhnya diterangi oleh lampu latar biru di belakang tombolnya.kunci. 


11. Frogpad Keyboard 

The Frog Pad adalah keyboard nirkabel kecil yang dapat digunakan dengan satu tangan, sehingga dapat agan tidak pelu repot lagi dengan tangan lain untuk mengambil mouse saat mengetik. 



12. SafeType Keyboard 

SafeType keyboard yang dirancang untuk lebih nyaman dan ergonomis daripada keyboard standar. 


13. Maltron Ergonomic Keyboard 

Keyboard ini dirancang untuk secara alamiah sesuai dengan bentuk tangan dan beragam panjang jari-jari untuk mencegah kelelahan. 


14. The TypeMatrix Keyboard 

keyboard dengan tombol standar dan disusun secara modular untuk mengoptimalkan proses mengetik. 
http://www.didunia.net/


15. AlphaGrips Keyboard 

The AlphaGrip adalah keyboad model video game controller dengan beberapa tombol yang dapat memungkinkan anda untuk mengetik lebih dari 50 kata per menit. 


16. The Self Heating Warm Keyboard 

Sesuai dengan namanya keyboard ini memilik fitur yang hangat pada saat agan mengetik/ sehingga dengan fitur penghangat yang built-in plug pda keyboard ini tangan Agan akan terasa hangat selama Agan mengetik. 


17. Thankos Silent Keyboard 

The Thanko Silent Keyboard adalah keyboard standar dengan tombol yang benar-benar tidak bersuara ketika Agan. 


18. Stowaway Ultra Slim Bluetooth Keyboard 

Ini adalah keyboard portable Bluetooth yang kompak yang dapat Agan hubungkan ke perangkat-perangkat seperti PDA atau Blackberry. 


19. Luxeed Dynamic Pixel LED Keyboard 

Keyboard ini telah sepenuhnya tombol-tombol warna-warni yang terang dan memungkinkan Agan untuk memprogramnya ke frekuensi warna-warna tertentu. 


20. Twiddler2 Keyboard 

Keyboard ini dimaksudkan untuk penggunaan dengan satu tangan. Repot banget nih keyboard, gan. 


21. MyKeyo Organizer Keyboard 

The MyKeyo adalah keybard dengan fungsi penuh yang memiliki flip di bagian atas untuk ruang penyimpanan internal dan untuk menyimpan barang-barang pribadi kecil. 


22. Glider Mouse Keyboard 

Glider Mouse Keyboard adalah panel sekunder yang melekat pada setiap keyboard dan dengan fitur sebuah sistem input yang mirip dengan trackpad pada laptop. Satu-satunya yang berbeda dengan keuboard lainnya adalah gelembung udara model gaya "glider mouse" yang digunakan untuk mengontrol masukan pada trackpad. 


23. DX1 Customizable Keyboard 

Keyboard ini memungkinkan Agan untuk mengatur tombol-tombolnya sesuai selera pada saat agan bosan dengan susunan keyboard standar. 


24. Steampunk-style Keyboard 

Ini adalah leyboard dgn gaya steampunk yang ergonomis yang dibuat dari kuningan. Dan dilengkapi juga dengan built-in trackpad. 


25. Super Tiny Keyboard 
Keyboard ini besarnya adalah sekitar 25% lebih besar daripada iPhone dan dapat disimpan dalam saku Anda. Model ini juga dilengkapi sepenuhnya tombol-tombol yang menyala. 

http://www.didunia.net/

Cara Membuat Next Page Di Blog

Cara Membuat Next Page Di Blog - Saya bingung menyebut ini apa namanya...makanya saya sebut saja widget Next Page / Halaman Berikutnya saja ya ...

Nah Cara memasangnya adalah sebagai berikut :
1. Masuk ke Dashbor,
2. klik rancangan.
3. Tambah Gadget
4. Pilih HTML
5. Lalu Masukkan kode :

<style>
.showpageArea a {
text-decoration:underline;
}
.showpageNum a {
text-decoration:none;
border: 1px solid #ccc;
margin:0 3px;
padding:3px;
}
.showpageNum a:hover {
border: 1px solid #ccc;
background-color:#000000;
}
.showpagePoint {
color:#333;
text-decoration:none;
border: 1px solid #ccc;
background: #ccc;
margin:0 3px;
padding:3px;
}
.showpageOf {
text-decoration:none;
padding:3px;
margin: 0 3px 0 0;
}
.showpage a {
text-decoration:none;
border: 1px solid #ccc;
padding:3px;
}
.showpage a:hover {
text-decoration:none;
}
.showpageNum a:link,.showpage a:link {
text-decoration:none;
color:#000000;
}

</style>




<script type="text/javascript">

function showpageCount(json) {
var thisUrl = location.href;
var htmlMap = new Array();
var isFirstPage = thisUrl.substring(thisUrl.length-14,thisUrl.length)==".blogspot.com/";
var isLablePage = thisUrl.indexOf("/search/label/")!=-1;
var isPage = thisUrl.indexOf("/search?updated")!=-1;
var thisLable = isLablePage ? thisUrl.substr(thisUrl.indexOf("/search/label/")+14,thisUrl.length) : "";
thisLable = thisLable.indexOf("?")!=-1 ? thisLable.substr(0,thisLable.indexOf("?")) : thisLable;
var thisNum = 1;
var postNum=1;
var itemCount = 0;
var fFlag = 0;
var eFlag = 0;
var html= '';
var upPageHtml ='';
var downPageHtml ='';

var pageCount=5;
var displayPageNum=6;
var firstPageWord = 'First';
var endPageWord = 'last';
var upPageWord ='Sebelumnya';
var downPageWord ='Berikutnya';


var labelHtml = '<span class="showpageNum"><a href="/search/label/'+thisLable+'?&max-results='+pageCount+'">';

for(var i=0, post; post = json.feed.entry[i]; i++) {
var timestamp = post.published.$t.substr(0,10);
var title = post.title.$t;
if(isLablePage){
if(title!=''){
if(post.category){
for(var c=0, post_category; post_category = post.category[c]; c++) {
if(encodeURIComponent(post_category.term)==thisLable){
if(itemCount==0 || (itemCount % pageCount ==(pageCount-1))){
if(thisUrl.indexOf(timestamp)!=-1 ){
thisNum = postNum;
}

postNum++;
htmlMap[htmlMap.length] = '/search/label/'+thisLable+'?updated-max='+timestamp+'T00%3A00%3A00%2B08%3A00&max-results='+pageCount;
}
}
}
}//end if(post.category){

itemCount++;
}

}else{
if(title!=''){
if(itemCount==0 || (itemCount % pageCount ==(pageCount-1))){
if(thisUrl.indexOf(timestamp)!=-1 ){
thisNum = postNum;
}

if(title!='') postNum++;
htmlMap[htmlMap.length] = '/search?updated-max='+timestamp+'T00%3A00%3A00%2B08%3A00&max-results='+pageCount;
}
}
itemCount++;
}
}

for(var p =0;p< htmlMap.length;p++){
if(p>=(thisNum-displayPageNum-1) && p<(thisNum+displayPageNum)){
if(fFlag ==0 && p == thisNum-2){
if(thisNum==2){
if(isLablePage){
upPageHtml = labelHtml + upPageWord +'</a></span>';
}else{
upPageHtml = '<span class="showpage"><a href="/">'+ upPageWord +'</a></span>';
}
}else{
upPageHtml = '<span class="showpage"><a href="'+htmlMap[p]+'">'+ upPageWord +'</a></span>';
}

fFlag++;
}

if(p==(thisNum-1)){
html += '&nbsp;<span class="showpagePoint"><u>'+thisNum+'</u></span>';
}else{
if(p==0){
if(isLablePage){
html = labelHtml+'1</a></span>';
}else{
html += '<span class="showpageNum"><a href="/">1</a></span>';
}
}else{
html += '<span class="showpageNum"><a href="'+htmlMap[p]+'">'+ (p+1) +' </a></span>';
}
}

if(eFlag ==0 && p == thisNum){
downPageHtml = '<span class="showpage"> <a href="'+htmlMap[p]+'">'+ downPageWord +'</a></span>';
eFlag++;
}
}//end if(p>=(thisNum-displayPageNum-1) && p<(thisNum+displayPageNum)){
}//end for(var p =0;p< htmlMap.length;p++){

if(thisNum>1){
if(!isLablePage){
html = '<span class="showpage"></span>'+upPageHtml+' '+html +' ';
}
}

html = '<div class="showpageArea"><span class="showpage"> Jumlah Halaman '+(postNum-1)+': </span>'+html;

if(thisNum<(postNum-1)){
html += downPageHtml;

}

if(postNum==1) postNum++;
html += '</div>';

if(isPage || isFirstPage || isLablePage){
var pageArea = document.getElementsByName("pageArea");
var blogPager = document.getElementById("blog-pager");

if(postNum <= 2){
html ='';
}

for(var p =0;p< pageArea.length;p++){
pageArea[p].innerHTML = html;
}

if(pageArea&&pageArea.length>0){
html ='';
}

if(blogPager){
blogPager.innerHTML = html;
}
}

}
</script>

<script src="/feeds/posts/summary?alt=json-in-script&callback=showpageCount&max-results=99999" type="text/javascript"></script>

selanjutnya Save, dan simpan dibawah posting.

KISAH CINTA ALI DENGAN FATIMAH

Ada rahasia terdalam di hati sayyidina ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali.
‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.
”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya.
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.
Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. ”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.
Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum Muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah bertekuk lutut.
’Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. ’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..”
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya. ’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.’Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”, katanya. ”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!” ’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali ridha.
Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan.Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang miliarderkah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adzkah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.. ””Aku?”, tanyanya tak yakin.”Ya. Engkau wahai saudaraku!””Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?””Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”’Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. 
Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan- pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. 
Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?””Entahlah..””Apa maksudmu?””Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!””Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya !”Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang.Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
’Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.
Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda ”‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?”Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu.”
Kemudian Nabi saw bersabda: “ Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskimpoi empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut.”
Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya:“ Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.”

Anak Kebanggaan Ayah (Kisah Yang Mengharukan)

Seorang ayah bernama Bakri berumur penghunjung 40-an diundang sekolah anaknya untuk hadir pada 'Hari Ayah'. Sungguh dia amat enggan perkara seperti ini. Merasa sudah punya empat orang anak, bahkan yang tertua sudah masuk kuliah.

Ia merasa sudah gak umurnya lagi bersenda gurau dengan anak pada Hari Ayah di sekolah. Namun karena istri dan anaknya yang nomer empat memintanya dengan sangat, ia pun datang ke sekolah anaknya dengan hati berat. Seperti yang ia duga, acara di kelas hari itu menampilkan kebolehan masing-masing anak
dihadapan para ayah mereka. Terlihat di sana banyak para ayah yang berusia sekitar 30-an. Kesemua ayah itu antusias melihat buah hati mereka.


Bakri hanya tersenyum, berkatalah ia dalam hati; "Dulu aku juga seperti mereka saat punya anak
pertama. Tapi kini sudah gak zaman lagi baginya
acara anak-anak seperti ini." Satu per satu murid dipanggil untuk tampil ke depan
dan menunjukkan kebolehannya Selama 5 menit.
Usai penampilan maka ayah mereka dipanggil ke
depan untuk menerima hadiah yang telah disiapkan
oleh sang anak untuk ayah mereka. Ada yang
menampilkan kebolehan bernyanyi. Ada yang menulis dan baca puisi. Berpidato dengan bahasa
asing. Atraksi permainan dan banyak lagi. Kini giliran Umar, anak Bakri nomer empat yang
berusia 10 tahun dipanggil namanya untuk tampil ke
depan. Bakri mengira bahwa Umar pasti akan
menampilkan hal serupa dengan kawan-kawannya.
Diujung penampilan, Bakri harus berpura-pura
sumringah dan memberi pelukan hangat kepada Umar buah hatinya. Agar semua orang di kelas itu
tahu bahwa ia adalah ayah yang layak dibanggakan.
Ehemmm, itulah pikirnya! "Kamu ingin menampilkan apa untuk ayahmu,
Umar?" tanya ibu guru. "Aku akan tampil dengan
Ustadz Amir di depan" jawab Umar bersemangat. Ibu
Guru pun mempersilakan ustadz Amir untuk ke
depan kelas dan tak lupa ibu guru menjelaskan
kepada para ayah bahwa ustadz Amir adalah guru ekstra kurikuler yang mengajarkan baca Al Quran di
sekolah. "Nah Umar, kini giliranmu untuk memulai
penampilan..." ujar ibu guru. Umar mengucap salam. sedikit kata pembuka ia
ucapkan. Ia berkata bahwa ia akan membaca surat
Al Kahfi yang berjumlah 110 ayat. Sadar dengan
waktu yang terbatas ia meminta bantuan Ustadz
Amir untuk memegang mushaf Al Quran dan
menyebutkan ayat mana saja untuk ia baca. Para ayah yang hadir mulai berdecak kagum. Mereka
mengerti bahwa Umar bukan hanya akan membaca
Al Quran, namun dia malah sudah menghafalnya! "Baik, sekarang coba kamu baca ta'awudz dan
basmalah dan mulai dari ayat pertama....!" pinta
ustadz Amir. Dengan memejamkan mata, Umar mulai membaca.
Tak disangka...., suara yang keluar dari mulut Umar
terdengar begitu merdu. Rupanya Umar membaca Al
Quran mengikuti lantunan Qari cilik bernama
Muhammad Taha Al Junaid yang terkenal itu. Ia
membaca dengan hati yang tenang lalu membawa kedamaian pada setiap telinga yang mendengarnya. Ayat 1-5 telah dibaca Umar. Ustadz Amir
mengangguk-anggukan kepalanya mengikuti
bacaan Umar yang merdu tanpa sekalipun beliau
putus. Lalu Ustadz Amir meminta Umar untuk
membaca dari ayat 60. Umar pun membaca dengan
suara yang menenangkan jiwa. Semua mata dari para ayah yang hadir kita mulai
berkaca-kaca. Seolah mereka penuh harap andai
anak2 mereka bisa seperti Umar. Demikian pula
dengan Bakri, ayah Umar. Ia yang tadinya tidak
sepenuh hati datang ke sekolah. Kini malah ia begitu
antusias! Lalu ustadz Amir meminta Umar untuk pindah lagi ke
ayat 107 -110 sebagai penutup penampilannya.
Maka Umar pun membacanya tanpa satu pun
kesalahan. Begitu Umar menyudahi bacaannya, belum juga
dipersilakan maka bangkitlah Bakri dari duduknya
dan langsung berjalan ke depan dan memeluk Umar. Terlihat rasa bangga yang terpancar dari wajah Bakri
usai melihat penampilan buah hatinya. Para hadirin
pun menyaksikan bahwa Bakri beberapa kali
menyeka air mata yang berderai di pipinya. Seisi ruangan terpukau dengan lantunan Al Quran
yang dibacakan dengan suara merdu Umar.
Menyudahi suasana yang haru itu, ibu guru
membuka tanya kepada Umar, "Mengapa engkau
ingin membaca Al Quran untuk ayahmu sedangkan
semua temanmu tak ada yang terpikir untuk melakukannya, Umar?" Rupanya Umar pun turut haru usai dipeluk
sedemikian hangat oleh sang ayah. Dengan mata
berkaca-kaca Umar berkata, "Ustadz Amir pernah
ajarkan aku untuk rajin belajar Al Quran. Beliau
sampaikan bahwa orang yang hafal Al Quran
membuat kedua orang tuanya mulia di akhirat. Kedua orang tua akan mendapat mahkota dari
cahaya dimana cahayanya lebih indah dari sinar
mentari dunia... Aku ingin, ayah & ibuku mendapat
kemuliaan seperti itu dari Allah Swt karena itu aku
belajar menghafal Al Quran bersama ustadz Amir." "Subhanallah...." terdengar suara para ayah
berkumandang di kelas itu. Semuanya berkeinginan
anak-anak mereka seperti Umar. "Apakah saya boleh bicara?" tanya Bakri kepada
para hadirin. Semua orang mempersilakan. "Hmmm...., hari ini adalah hari yang teramat bahagia
untuk saya. Anda semua para ayah tak ada bedanya
aku rasa. Kita menyekolahkan anak-anak kita di
sekolah terbaik seperti sekolah ini. Dengan biaya
yang tak murah, dengan segala fasilitas duniawi
yang serba ada. Mungkin dibenak kita para ayah adalah jangan sampai anak-anak kita tidak bisa
mengejar kemajuan dunia....
Terus terang aku sudah hampir 50 tahun. Aku
punya empat orang anak, dan Umar adalah putraku
yang terakhir. Dengan ambisi duniawiku, aku
sekolahkan ia di sini dengan harapan bahwa ia akan memiliki masa depan gemilang.
Aku tersadar bahwa pemikiran putraku ini justru
telah membuat masa depanku gemilang. Ia
mempelajari dan menghafal Kitabullah Al Quran agar
supaya kedua orang tuanya memiliki masa depan
yang gemilang di akhirat! Terima kasih anakku... Maafkan ayah yang lupa untuk mendidikmu untuk
mempelajari Al Quran...." Bakri pun lalu memeluk Umar kembali. Keduanya
menagis haru, dan seluruh kelas pun hening terdiam
menyaksikannya.....!


sumber

Kumpulan Foto Parkir Paling Konyol

comment