Responsive Banner design

Selamat datang

Bantu like bos...

Arsip Blog

Home » » RESENSI CINTA DALAM GELAS

RESENSI CINTA DALAM GELAS

'Cinta di Dalam Gelas' merupakan buku kedua dari Dwilogi terbaru karya Andrea Hirata. Berikut
cuplikan fragmen-fragmen penting yang begitu menginspirasi.

Diawali dengan kisah enong alias Maryamah ketika diwisuda untuk program kursus bahasa inggrisnya. Perjuangan yang luarr biasa, apalagi ketika diumumkan bahwa Enong masuk 5 besar wisudawan terbaik, diantara para remaja kebanyakan kelas 2-3 sma. Lihatlah enong dengan usianya yang tidak muda lagi.
Menarik pula ketika digambarkan penggemar warung kopi ikal. Diantaranya, pensiunan pegwai yang memesan dengan takaran yang sama dengan 30 tahun yang lalu. Masa mewah bergelimang dan kemudahan telah menguap darinya. Ia sadar tak pernah berbuat apa-apa.

Yang kocak adalah pertandingan catur antara Alvin (ponaan ikal) dan Maryamah (sobat ikal yang baru saja pisah dari suaminya dan baru saja belajar catur). Alvin adalah bocah modern kampunya yang suka sekali merepet alias berkicau, sering menyombongkan dirinya juara catur di sekolahnya. Bahkan anak kelas enam pun dilibasnya. Katanya, ia juga telah mengalahkan gurunya di sekolah. Tak kalah menarik, ketika heboh Maryamah yang ikut pertandingan Catur 17 Agustusan. Sempat ditentang oeh warga kampong, karena catur
hanya milik laki-laki. Tercatat Maryamah pecatur pertama yang berani ikut serta dalam pertandingan bergengsi ini.

Uniknya paman Ikal, kalau dengan orang lain berani betul untuk memarahi, Bupati sekalipun. Tapi ketika berbicara dengan anak istrinya, jangankan membentak, jika bicara dengan mereka, Paman selalu menagatur nada suaranya agar tidak tinggi. Berikut alasan Paman, “Karena sebelum menikahi bibimu, pernah kujanjikan dengan sungguh-sungguh, bahwa aku akan menyayangi keluarga dengan sepenuh jiwa.” So sweet!!

Ada karakter sindiran, penantang Maryamah di kompetisi catur, Seorang Akuntan, Syamsuri namanya. Ia adalah pecatur yang teliti karena ia seorang akuntan. Kau tahu,Boi selisih satu rupiah
pun, dicarinya sampai subuh! Ia memiliki ketelitian tukang reparasi arloji!.

Dalam novel ini, kita juga bisa belajar dari kerja tim guna menopang perjuangan Maryamah
dalam kompetisi Catur, mulai dari Ikal master- mind, sekaligus sebagai penghujung ke master wanita Ninochka Stronovsky, Detektif M. Nur, Preman Cebol, manajer Selamot, Alvin-bocah SD yang maniak Catur, Merpati Jose Rizal, hingga Juragan Ayam Giok Nio sepagai sponsor.
Kisah haru ketika Maryamah harus melawan Go Kim Pho, kakek tua pemilik toko dupa reyot di
Tanjong Pandan. Dialah yang dulu memberinya uang untuk pulang kampung. Maryamah bermain decara rendah hati dan cerdas, dan bertarung dengan meninggikan martabat lawan.

Ada adegan yang paling menegangkan ketika maryamah berhasil lolos ke lima besar dari 75 peserta kompetisi catur. Lawan berikutnya adalah Overste Djemalam, mantan pejabat tinggi maskapai timah. Ternyata maryamah memiliki dendam kesumat, karena di usia 14 tahun, ia pernah dikejar-kejar oleh orang-orang suruhan Overste di tengah-tengah hutan ditambah salakan anjing-anjing buas yang mereka bawa.
Bagaimana kelanjutannya?
Just read this book. Overall, buku kedua ‘Cinta di Dalam Gelas’ dari dwilogi ini lebih bagus dari buku pertama ‘Padang Bulan’. Kalo di buku ‘Padang Bulan’ Andrea Hirata lebih banyak menceritakan sisi melankolisnya dengan kisah asmara antara ikal dan A Ling, di novel kedua ini jelas sekali perjuangan Maryamah Karpov : from nothing to be something, from zero to be hero.

0 comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

comment